Teuku Raja Sayang, Sang Ayah yang Menjaga Mimpi Keluarga di Rumah Tua Beratap Rumbia

18 November 2025 20:06 18 Nov 2025 20:06

Thumbnail Teuku Raja Sayang, Sang Ayah yang Menjaga Mimpi Keluarga di Rumah Tua Beratap Rumbia
Teuku Raja Sayang, warga Kabupaten Nagan Raya, Aceh, yang menjaga mimpi keluarga demi mendapatkan tempat tinggal yang layak, Selasa, 18 November 2025. (Foto: Basriadi/Ketik)

KETIK, NAGAN RAYA – Di antara gemericik aliran sungai yang melintas tenang di Desa Blang Baro Pulo Raga, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, berdiri sebuah rumah tua yang menyimpan cerita tentang kesabaran, keteguhan, dan harapan.

Rumah berukuran sekitar 4x8 meter itu kini menjadi saksi perjuangan hidup Teuku Raja Sayang bersama istri dan anaknya. Meski sederhana, di situlah mereka menggantungkan hidup dan menata masa depan kecil yang mereka miliki.

Bangunan itu jauh dari kata layak. Atap rumbia yang semakin rapuh telah lama menyerah pada tetes hujan, lubang-lubang kecil hingga besar menganga tanpa daya. Dindingnya pun lapuk, beberapa bagian telah runtuh dimakan usia, sementara lantainya hanya berupa tanah yang dicampur semen sekenanya.

Di dalam rumah, tak terlihat perabot mewah atau fasilitas layak. Hanya ada beberapa perabotan dapur sederhana, cukup sebagai bukti bahwa kehidupan terus berjalan walau dengan segala keterbatasan.

Sudah dua tahun keluarga kecil ini hidup dalam kondisi tersebut. Setiap musim hujan datang, bukan kesejukan yang mereka rasakan, melainkan kecemasan. Mereka harus berjaga, berusaha mencegah air hujan masuk ke dalam rumah.

Potongan terpal menjadi satu-satunya pelindung dari derasnya hujan yang sesekali memecah malam. Di sisi lain, ketakutan lain mengintai: luapan air sungai yang bisa mengancam keselamatan mereka sewaktu-waktu.

Foto Rumah tua milik Teuku Raja Sayang di Desa Blang Baro Pulo Raga, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Selasa, 18 November 2025. (Foto: Basriadi/Ketik)Rumah tua milik Teuku Raja Sayang di Desa Blang Baro Pulo Raga, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Selasa, 18 November 2025. (Foto: Basriadi/Ketik)

“Kami cuma berharap ada bantuan untuk memperbaiki rumah ini, biar lebih layak ditempati bersama anak,” tutur Teuku Raja Sayang pada Selasa, 18 November 2025 dengan lirih, menyembunyikan kegundahan di balik senyum tipisnya

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai seorang ayah dan kepala keluarga, Raja Sayang bekerja serabutan. Pekerjaannya tak menentu, penghasilannya pun sekadar cukup untuk makan dan keperluan pokok. Namun, ia memilih tetap bersabar dan menjalani kehidupan apa adanya, tanpa banyak keluh kesah. Bagi mereka, yang terpenting adalah tetap bersama, menjaga asa dengan kekuatan doa dan usaha.

Kondisi memprihatinkan itu akhirnya mendapat perhatian Wakil Ketua DPRK Nagan Raya, Said Syahrul Rahmad. Ia telah meninjau langsung rumah tersebut dan menemukan adanya kendala administratif terkait perbedaan alamat antara dokumen domisili dan lokasi tempat tinggal saat ini. Masalah inilah yang membuat keluarga Teuku Raja Sayang belum dapat mengakses program bantuan rumah layak huni.

“Masalah administrasi bisa diselesaikan dengan baik, tapi kebutuhan rumah yang layak harus menjadi perhatian semua pihak,” tegas Said Syahrul Rahmad, sembari menyampaikan bahwa ia telah melaporkan persoalan ini ke instansi terkait agar segera ditindaklanjuti.

Hingga kini, pemerintah setempat disebut terus berupaya menyelesaikan kendala administrasi agar pengajuan renovasi rumah tersebut dapat diproses secepatnya.

Di tepian sungai itu, keluarga kecil ini masih menunggu, mereka tidaklah menunggu kemewahan, melainkan secercah ruang yang lebih aman untuk berteduh dan membesarkan anak mereka. Harapan yang sederhana, namun begitu berarti. (*)

Tombol Google News

Tags:

Teuku Raja Sayang Raja Sayang Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya Aceh Rumah Tidak Layak Huni sungai keluarga rumah