KETIK, ACEH SINGKIL – Wakil Bupati Aceh Singkil, H. Hamzah Sulaiman SH beserta jajarannya menggelar kunjungan kerja ke Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara. Kunker digelar dalam rangka membahas kerja sama pembangunan daerah dan peningkatan konektivitas antarwilayah.
Pertemuan digelar pada Kamis, 31 Juli 2025, di Ruang Rapat Garuda, dan disambut hangat oleh jajaran Pemkab Pakpak Bharat. Diskusi difokuskan pada rencana pembangunan Jalan Lintas Toba-Aceh, khususnya pengaspalan ruas antara Desa Keras (Aceh Singkil) dan Sibagindar (Pakpak Bharat).
Ketua DPRD Pakpak Bharat, Elson Angkat, menyebut pengaspalan jalan tersebut akan berdampak positif bagi perekonomian kedua daerah. Ia menyoroti potensi kerja sama dalam distribusi hasil pertanian Pakpak Bharat dan hasil perikanan Aceh Singkil yang akan lebih mudah dilakukan jika akses jalan dibuka.
“Kami menghasilkan banyak sayur dan buah, sementara Singkil kaya hasil laut. Kalau akses jalan bagus, ini bisa saling menguntungkan,” kata Elson.
Wakil Bupati Pakpak Bharat, Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd, mengungkapkan bahwa kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari komunikasi sebelumnya dengan Wabup Hamzah saat kegiatan bersama di Yogyakarta. Ia juga mendorong kerja sama segitiga antara Pemkab Pakpak Bharat, Pemkab Aceh Singkil, dan Pemko Subulussalam.
Mutsyuhito turut memaparkan bahwa wilayah Pakpak Bharat memiliki luas 1.375 km², terbagi dalam 8 kecamatan dan 52 desa, serta dihuni sekitar 60.000 penduduk. Banyak warga, ujarnya, memilih merantau ke Subulussalam dan Singkil untuk memperbaiki ekonomi keluarga.
“Jika akses jalan Sibagindar terbuka, ini akan berdampak signifikan bagi masyarakat. Harga TBS di Singkil bisa Rp1.600 per kilogram, sementara di sini hanya Rp600 karena tingginya biaya angkut,” jelasnya.
Sementara itu, Hamzah Sulaiman mengucapkan selamat hari jadi ke-22 Kabupaten Pakpak Bharat, dan mengundang pemerintah setempat untuk melakukan kunjungan balasan ke Aceh Singkil, termasuk ke destinasi wisata unggulan seperti Pulau Banyak.
“Kami berharap pembangunan jalan perbatasan ini bisa terealisasi, kalau bukan tahun ini, semoga tahun depan. Kami juga membawa Kadis PUPR untuk menyuarakan langsung ke pusat, karena program inpres jalan daerah masih terbuka luas di era Presiden Prabowo,” ujar Hamzah.
Ia menambahkan, jika jalan sudah layak dilalui, pemerintah daerah bisa mengusulkan bantuan pesawat kargo untuk mengangkut hasil pertanian dan perikanan. Di sektor ketahanan pangan, Aceh Singkil juga merencanakan pembukaan lahan tidur seluas 300 hektare.
Terkait kesamaan bahasa, budaya, dan kultur antara masyarakat dua daerah, Hamzah menyebut hal ini menjadi modal besar dalam membangun sinergi antarwilayah perbatasan.
Kepala Dinas PUPR Aceh Singkil, Erwin Syahputra, ST, mengungkapkan bahwa sejak 2024 telah diusulkan pembangunan jalan sepanjang 8,3 km melalui program inpres. Tiga kilometer telah diaspal, dan masih tersisa 5,3 km yang membutuhkan perhatian.
Asisten Sekda Aceh Singkil, Asmaruddin, mendorong agar pengajuan ruas jalan dilakukan secara bersama oleh kedua daerah untuk memperkuat lobi ke pemerintah pusat.
Senada, Ketua Komisi II DPRK Aceh Singkil, Juliadi Bancin, mengungkapkan bahwa pada tahun 2026 direncanakan ada alokasi dana Otsus Aceh untuk pembangunan jalan perbatasan. Namun, ia belum mengetahui secara pasti besaran anggaran yang akan dialokasikan.
Sesi tanya jawab antarperangkat daerah berlangsung interaktif, dipandu oleh Sekda Pakpak Bharat, Jalan Berutu, S.Pd, MM, yang bertindak sebagai moderator.
Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal kolaborasi nyata antara dua kabupaten bertetangga, dalam membangun konektivitas dan ekonomi kawasan perbatasan. (*)