Suhu Capai 35 Derajat, Ahli Kulit UNAIR Beri Tips Jaga Kesehatan Kulit

22 Oktober 2025 05:15 22 Okt 2025 05:15

Thumbnail Suhu Capai 35 Derajat, Ahli Kulit UNAIR Beri Tips Jaga Kesehatan Kulit
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR), dr. Irmadita Citrashanty, SpDVE Subsp OBK FINSDV FAADV (Foto: Humas UNAIR)

KETIK, SURABAYA – Cuaca panas ekstrem kembali melanda sejumlah wilayah di Indonesia dengan suhu mencapai 35℃.

Kondisi ini tak hanya membuat aktivitas harian terasa lebih berat, tetapi juga menimbulkan ancaman bagi kesehatan, khususnya bagi kulit yang secara langsung terpapar sinar matahari.

Menanggapi fenomena ini, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR), dr. Irmadita Citrashanty, SpDVE Subsp OBK FINSDV FAADV, menjelaskan bahwa lonjakan suhu ekstrem dapat memengaruhi kondisi tubuh secara keseluruhan.

“Lonjakan suhu ekstrem dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. Seperti, risiko munculnya heat stroke akibat pelebaran pembuluh darah serta peningkatan beban metabolik tubuh pada usia tertentu,” ujarnya melalui keterangan tertulis pada Selasa 21 Oktober 2025.

Menurut dr. Irmadita, paparan suhu tinggi memiliki efek langsung terhadap kesehatan kulit.

Dalam jangka pendek, kulit dapat mengering akibat dehidrasi dan keringat berlebih, yang berisiko menimbulkan masalah kulit seperti keringat buntet atau miliaria.

“Sedangkan pada jangka panjang, dampak yang ditimbulkan akan lebih parah. Penuaan dini dapat terjadi seperti munculnya flek hitam (hiperpigmentasi), kerutan halus pada wajah, sunburn atau kulit yang terbakar akibat paparan suhu ekstrem dari sinar matahari. Namun yang tidak kalah berbahaya yaitu munculnya risiko kanker kulit,” ungkapnya.

dr. Irmadita menegaskan bahwa meskipun sulit dihindari, dampak negatif dari sinar matahari ekstrem tetap bisa diminimalisir dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat.

“Hindari paparan sinar matahari ekstrem di jam tertentu dengan UV indeks tinggi, pakai tabir surya yang memiliki SPF 50 dan lakukan reapply setiap 2–3 jam sekali. Apabila berada di luar ruangan pakai baju lengan panjang, topi, ataupun payung dan usahakan hidrasi yang cukup dengan minum air teratur,” jelasnya.

Ia juga memberikan tips penanganan apabila kulit sudah terpapar sinar matahari berlebih.

“Apabila terkena sengatan sinar matahari ekstrem, bisa memakai kipas angin untuk menurunkan suhu tubuh, kompres badan atau wajah dengan air dingin. Selain itu, memakai masker wajah dengan kandungan Aloe vera juga dapat dilakukan untuk membantu menenangkan kulit yang terpapar sinar matahari,” tambahnya.

Lebih lanjut, dr. Irmadita mengingatkan bahwa fenomena suhu ekstrem merupakan dampak dari perubahan iklim global yang kian nyata dirasakan. Karena itu, kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan kulit menjadi hal penting.

“Suhu ekstrem memang fenomena alam akibat perubahan iklim yang terjadi di lingkungan. Dengan posisi kulit sebagai organ tubuh terluar dan terbesar maka risiko kerusakan akibat paparan sinar matahari memang lebih besar. Karena itu perlu pemahaman untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari dan merawat kulit agar tetap sehat,” pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Unair Universitas Airlangga suhu panas Pakar Unair tips kulit dr. Irmadita Citrashanty tips kesehatan kulit