KETIK, TUBAN – Insiden terjadi saat pembagian makan pagi/siang Gratis yang diterimakan satuan pendidikan jenjang MI di wilayah kecamatan Kerek, kabupaten Tuban.
Penerima manfaat atau siswa temukan ulat Krayak/ulat Krop, jenis serangga yang kerap ditemukan di sayuran Sawi pada Rabu pagi, 17 Desember 2025.
Ulat itu ikut tersaji dalam menu MBG dari dapur SPPG Kedungrejo, Kerek Tuban, bernaung di Yayasan Hamdalah Cerdas Amaliyah.
Dalam video beredar, terdapat ulat Krayak berwarna hijau beserta bakteri telur berwarna hitam, yang kini telah viral. Dari penerima manfaat menunjukan sayur sawi dan ulat tersebut masih dalam kondisi di kotak food tree makanan MBG berisi Nasi, pentol tahu, capcay tauge, irisan pentol dan irisan daun sawi.
Ulat Krayak atau Ulat Krop dalam sajian menu makan gratis SPPG Kedungrejo, Kerek Tuban, Yayasan Hamdalah Cerdas Amaliyah di penerima manfaat Satuan Pendidikan jenjang MI di Kecamatan Kerek, 17 Desember 2025 (Foto Ahmad Istihar/Ketik.com)
Wakil wali kelas VI MI Falahiyah Kedungrejo, Sholikin menyebutkan bahwa, awal mula temuan ulat saat salah satu anak didiknya sudah memakan nasi. Namun, siswa melihat ada ulat di sayuran sawi beserta bakterinya.
"Siswa kami memanggil saya. Menunjukkan ada ulat dan tai' didalam wadah makan," tuturnya.
Diakui olehnya, biasanya kala penerimaan MBG ada petugas khusus dari sekolah yang menerima serta mengecek sehubungan adanya temuan itu, pihak petugas langsung mengembalikan kepada petugas dapur MBG Kedungrejo.
"Kalau anaknya tidak mau makan lah. Diberitahukan kepada kami selanjutkan kami kembalikan," imbuh Sholikin saat dikonfirmasi awak media.
Terpisah, Ketua Satgas MBG kabupaten Tuban, Abdul Rakhmad menyayangkan adanya temuan menu makan gratis yang berulat. Pihaknya, akan meneruskan temuan tersebut kepada ketua kordinator wilayah SPPI Tuban.
"Nanti akan segera kami teruskan ke korwil SPPI Tuban, untuk ditindaklanjuti," ujarnya melalui telepon.
Ia juga mengapresiasi kepada media yang telah menjalankan tugas fungsi pengawasan atas pelaksanaan progam strategis nasional lewat Makan Bergizi Gratis (MBG). Pasalnya, temuan di lapangan masih banyak indikasi penyimpangan diantarnya keberadaan dapur tanpa ada kordinasi stakeholder terkait. Tiba - tiba running atau memasak mendistribusikan MBG.
Sehingga, kata Rakhmad ini akan berdampak mengaburkan tujuan utama progam MBG yakni memberikan makanan seimbang dan bergizi kepada siswa sekolah, B3 sebagai penerima manfaat, dengan begitu penerima dapat memperoleh gizi seimbang serta memiliki kesehatan optimal.
"Karena di situ banyak pihak yang wajib dilibatkan untuk diajak kordinasi dari pihak terkait pemangku kepentingan. Kami minta seluruh SPPG/ dapur terus menjaga, meningkatkan kualitas, kesehatan pangan, dan keamanan serta mau berkordinasi pihak terkait," tukasnya
Di waktu terpisah, saat mencoba mengkonfirmasi kejadian ini kepada mitra dapur SPPG Kedungrejo, belum memberikan keterangan atas panggilan telepon dari wartawan.
Begitun usaha jurnalis menghubungi bagian lembaga pelaksana MBG tunjukan Badan Gizi Nasional (BGN). Di antaranya SPPI korwil kabupaten, SPPI kapok kecamatan, Mitra Dapur SPPG, belum memberikan respon. (*)
