KETIK, BANDUNG – Program Desa Ekosistem Keuangan Inklusi (EKI) hasil kolaborasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Barat bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) Kabupaten Subang serta perbankan yang digelar di 30 desa percontohan sepanjang tahun 2025, telah menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Program EKI yang diluncurkan 2024 ini bertujuan memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal, memberikan edukasi, serta mendorong pengembangan ekonomi lokal.
Keberhasilan Program Desa EKI di Subang disampaikan Kepala OJK Jabar Darwisman saat Saresehan Saba Lembur Desa EKI, di Ruang Rapat Bupati Subang, Selasa 18 Desember 2025.
"Alhamdulillah, dapat saya laporkan ternyata ada kenaikan yang luar biasa dari Program Desa EKI di 30 desa di Kabupaten Subang dan 1 desa di Kabupaten Majalengka yang melibatkan 1.500 peserta ini. Antara lain total dana simpanan masyarakat yang dihimpun mencapai Rp138,36 miliar," ungkap Darwisman.
Peningkatan dana simpanan ini menurutnya menunjukkan masyarakat desa sudah dapat mengakses keuangan dan sudah memahami pentingnya menabung maupun berinvestasi di bank.
"Saya juga sangat senang karena ada kredit baru yang bisa disalurkan ke UMKM mencapai Rp303,42 miliar. Dari sini juga terlihat jumlah masyarakat yang sudah memiliki rekening, baik sebagai peminjam maupun sebagai penyimpan di perbankan, yang totalnya mencapai 14.500 rekening bank," imbuh Darwisman.
Peningkatan ini menurutnya tak lepas dari peranan para agen laku pandai yang bisa secara langsung melayani masyarakat dalam hal literasi dan inklusi keuangan. Darwis menyebut ada 72 agen laku pandai yang sudah berdiri di 31 desa di Kabupaten Subang ini.
Program Desa EKI ini merupakan jurus dari OJK Jabar dan TPKAD Subang di mana selama ini disadari belum optimalnya literasi, inklusi dan akses keuangan bagi masyarakat di pedesaan.
"Oleh karena itu, 30 desa di Subang ini kita jadikan pilot project sehingga diharapkan nantinya Program Desa EKI bisa diimplementasikan juga secara efektif di 245 desa yang ada di Subang," ujar Darwis.
Darwis mengungkapkan Program Desa EKI ini cukup panjang dalam proses pelaksanaannya, mulai tahap pemetaan potensi ekonomi, potensi penduduk, potensi wilayah, hingga level literasi dan inklusi keuangannya.
Setelah level literasi dan inklusi keuangan dinaikkan, lalu masuk ke tahap pra inkubasi hingga inkubasi dengan memberikan berbagai pelatihan dan pendampingan.
"Pasca tahap inkubasi inilah dimulai pembukaan rekening bank serta penyaluran kredit baru dan sebagainya," urai Darwis.
Dengan Program Desa EKI, maka literasi dan inklusi keuangan masyarakat desa pun meningkat signifikan sehingga memberi impact positif dan secara langsung tingkat kesejahteraan masyarakat desa pun meningkat dan menciptakan kemandirian keuangan.
Darwisman berharap Program Desa EKI di Subang pada tahun 2026 dapat dkembangkan lebih masif lagi, bukan hanya di Subang tapi di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi serta peningkatan literasi dan inklusi keuangan.
Sekretaris Daerah Subang Asep Nuroni menyambut baik dan berterima kasih ke OJK Jabar karena menurutnya Program EKI sejalan dengan arah pembangunan Subang yang ingin menghadirkan masyarakat unggul, maju, kompetitif, dan religius.
“Kami percaya hadirnya program EKI akan mendorong tiga perubahan positif. Antara lain pertumbuhan ekonomi desa, mengurangi praktik rentenir seperti bank emok, serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat Subang,” kata Sekda Subang.
Sekda Asep juga menegaskan keberadaan EKI akan menjadi tools atau instrumen penting untuk memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat sekaligus memperkokoh pondasi pembangunan yang inklusif. "Kami berharap Program Desa EKI ini selanjutnya bisa diterapkan di 245 desa yang ada di Subang," ucap Sekda.
Pertemuan ini turut dihadiri Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Subang, Kepala Bagian Perekonomian Setda Subang, serta perwakilan perbankan dari Bank BRI Kanwil Bandung, Bank BJB Pusat, dan BPR Subang.(*)
