KETIK, MALANG – Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia Mochammad Irfan Yusuf mengungkap alasan dirinya memutuskan kuliah S3 di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Padahal sebelumnya ia tidak menempuh pendidikan S1 dan S2 di UIN Malang.
Gus Irfan, sapaan akrabnya menjelaskan, awalnya memang ia merupakan orang yang memprovokasi santri agar tidak mengambil kuliah di Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN). Ia beralasan, itu bukanlah karena perguruan berbasis keagamaan itu jelek.
"Saya termasuk orang di Tebu Ireng dan pesantren yang memprovokasi santri jangan ngambil UIN, jangan kuliah di UIN, kenapa, bukan karena UIN jelek, kalau UIN jelek saya tidak kuliah di sini, tetapi saya ingin santri-santri itu menyebar di seluruh perguruan tinggi," kata Gus Irfan, di hadapan wisudawan dan akademisi UIN Malang, Sabtu 4 Oktober 2025.
Hal ini terbukti dari santri - santri Pondok Pesantren (Ponpes) Tebu Ireng yang banyak berkuliah di perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Ia bahkan mengklaim bahwa ada alumni santri Ponpes Tebu Ireng yang sampai kuliah di Rusia.
"Artinya apa, kami ingin santri-santri termasuk wisudawan bisa mengambil posisi mengambil tempat di seluruh Indonesia," ucap menteri berusia 63 tahun ini, yang juga pengasuh Ponpes Tebu Ireng, Jombang.
Namun Gus Irfan mengungkap, alasan mengapa akhirnya ia memutuskan kuliah S3 atau program doktor di UIN Malang pada usia yang tidak muda lagi. Padahal dirinya mengakui tidak lagi memerlukan ijazah, karena memang bukan berlatarbelakang dari Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Saya juga tidak perlu membutuhkan ijazah, saya bukan ASN, saya tidak butuh ijazah untuk kenaikan tunjangan, bukan tunjangan DPR. Saya jadi anggota DPR tiga minggu, dan belum merasakan tunjangannya. Saya tidak mengejar apapun, hanya dua yang saya lakukan," jelasnya.
"Pertama mengejar ilmu yang bisa saya peroleh, karena kita harus menuntut ilmu sejak di buaian sampai liang lahat. Kedua Saya memberikan semangat, memberikan contoh ke anak-anak saya. Selalu saya tekankan belajar, belajar, dan terus belajar, jangan sampai berhenti dengan alasan apapun," pungkasnya.
Sebagai informasi, Gus Irfan lulus program Doktoral S3 Program Studi Bisnis Manajemen Pendidikan Islam. Gus Irfan perlu waktu dua tahun dalam menyelesaikan disertasi sebagai syarat kelulusan gelarnya.