KETIK, LEBAK – Pasar Subuh Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten memiliki sejarah yang panjang dan menarik.
Salah satu pedagang senior, Saripah mengatakan, bahwa pasar subuh ini sudah ada sejak sekitar tahun 2000, bahkan sebelum pasar Rangkasbitung dibangun oleh pemerintah.
"Awalnya, pedagang pasar subuh berjualan di sekitaran area Pasar Rangkasbitung, kemudian pindah ke Jalan Hardiwinagun dan Sunan Kalijaga Rangkasbitung," ujar Saripah kepada Ketik.com, Rabu 5 November 2025.
Menurutnya, setelah pasar Rangkasbitung dibangun pada era kepemimpinan Mulyadi Jayabaya sekitar 2004-2005, pasar subuh di sekitar area pasar Rangkasbitung terbagi menjadi dua, yaitu di Jalan Hardiwinangun dan Jalan Sunan Kalijaga.
"Semakin banyak pedagang yang berjualan di pasar subuh, membuat pemerintah Kabupaten Lebak berinisiasi untuk memindahkan mereka ke belakang bedeng atau di belakang Mall Rabinsa," katanya.
Lebih lanjut, pedagang kaki lima dipindahkan ke belakang bedeng atau belakang Mall Rabinsa, namun hanya beberapa minggu saja karena tidak ada pembeli.
Menurutnya, akibatnya, para pedagang merugi dan kembali berjualan di Jalan Hardiwinangun dan Jalan Sunan Kalijaga.
"Berangsur tahun, pasar subuh di Jalan Hardiwinangun kembali dipindahkan ke Jalan Tirtayasa, sehingga berjualan di pasar tersebut satu jalur dengan pedagang Sunan Kalijaga hingga sekarang," jelasnya.
Kata Saripah, Pasar Subuh Rangkasbitung terus berkembang dan menjadi salah satu destinasi belanja favorit masyarakat.
"Dengan sejarah yang panjang dan perjuangan para pedagang, pasar subuh ini menjadi ketahanan dan semangat wirausaha masyarakat Rangkasbitung," tutupnya. (*)
