Riuh Tawa dan Kebersamaan Warnai Perayaan 17 Agustus di Geulumpang Payong Abdya

16 Agustus 2025 22:40 16 Agt 2025 22:40

Thumbnail Riuh Tawa dan Kebersamaan Warnai Perayaan 17 Agustus di Geulumpang Payong Abdya
Anak-anak di Desa Geulumpang Payong, Blangpidie, Abdya berlomba mencapai garis finish dengan menggigit sendok berisi pingpong di lingkungan Kantor Desa Geulumpang Payong, Sabtu, 16 Agustus 2025. (Foto: Mais for Ketik)

KETIK, ACEH BARAT DAYA – Dentum semangat kemerdekaan mulai terasa di Desa Geulumpang Payong, Kecamatan Blangpidie, Aceh Barat Daya (Abdya). Di lapangan depan kantor desa, Sabtu sore, (16/8/2025), warga berbondong-bondong datang. Panitia sibuk menyiapkan perlombaan, dan menata arena lomba yang akan mengisi perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia.

Anak-anak menjadi yang paling tidak sabar. Mereka berlarian mencoba lintasan, jatuh bangun, namun tertawa lepas. “Perlombaan ini seru, Bang. Kalau kalah, gengsi juga,” kata Andre, seorang warga, sembari tersenyum.

Di antara aneka lomba tradisional, tangkap bebek menjadi primadona. Dua ekor bebek dilepas di arena, sementara peserta ditutup matanya lalu dibiarkan mengejar dengan tangan kosong. Riuh suara penonton memecah udara sore. Ada yang jatuh menubruk sesama peserta, ada pula yang tergelincir di tanah basah.

“Yang penting seru, bebeknya nomor dua,” celetuk seorang warga, disambut tawa berderai.

Kepala Desa Geulumpang Payong, Khairuddin, menegaskan bahwa perayaan Agustusan bukan sekadar hiburan. “Lomba dan permainan tradisional adalah cara mempererat kebersamaan. Kita ingin suasana 17 Agustus benar-benar dirasakan semua orang, bukan hanya sebatas seremonial,” ujarnya.

Hari puncak jatuh pada Minggu, 17 Agustus 2025 besok hari. Seusai upacara bendera di tingkat kabupaten, panitia akan menggelar undian doorprize. Hadiah utamanya, sebuah mesin cuci. Selain itu ada dua unit sepeda, dispenser, kipas angin, blender, setrika, hingga paket sembako.

Menurut Khairuddin, seluruh hadiah doorprize diperoleh dari swadaya warga, dukungan swasta, dan donatur. Sementara Dana Desa sebesar Rp10 juta, yang bersumber dari Dana Pemuda dan PHBN digunakan untuk atribut dan perlombaan.

“Untuk doorprize, murni hasil kebersamaan masyarakat. Alhamdulillah, banyak yang berpartisipasi,” katanya.

Semua warga yang hadir berhak mendapatkan kupon undian gratis. “Siapa saja bisa asalkan warga Geulumpang Payong, mulai dari petani, pedagang, sampai anak sekolah. Siapa tahu pulang bawa sepeda atau mesin cuci,” tambah Khairuddin.

Bagi masyarakat Geulumpang Payong, perayaan 17 Agustus lebih dari sekadar lomba dan hadiah. Ia menjadi ruang silaturahmi, kesempatan untuk berkumpul di tengah kesibukan.

“Kalau balap karung jatuh ya bangun lagi, kalau kalah ya ketawa saja. Yang penting happy,” kata Rizki, seorang peserta yang sudah menyiapkan diri ikut bertanding.

Khairuddin juga menyinggung soal pentingnya melestarikan permainan tradisional di tengah gempuran hiburan digital. Tarik tambang, balap kelereng, hingga lomba makan kerupuk, menurutnya, bukan sekadar permainan, tapi sarana pendidikan sosial.

“Kalau hilang, anak-anak tidak akan kenal lagi apa itu balap karung atau tarik tambang. Padahal permainan ini mengajarkan kerja sama dan ketahanan mental,” ujarnya.

Hari Minggu sore, giliran orang dewasa turun gelanggang. Ada tarik tambang, estafet tepung, hingga lomba khas yang melibatkan bapak-bapak dan emak-emak.

“Insya Allah lebih seru, karena mereka biasanya lebih heboh dari anak-anak,” kata Khairuddin sambil tersenyum.

Ia berharap, perayaan Agustusan di Geulumpang Payong ke depan dapat berkembang menjadi festival desa. “Kalau warga tetap kompak, bukan tidak mungkin desa ini jadi tujuan wisata budaya setiap Agustus,” ujarnya optimistis.

Senja perlahan turun di Geulumpang Payong. Anak-anak masih betah bermain di lapangan, sementara bendera merah putih berkibar gagah dari ujung jalan. Di desa ini, kemerdekaan tidak hanya dirayakan, tetapi juga dihidupkan bersama. (*)

Tombol Google News

Tags:

Ketik Agustusan 17 Agustus Lomba 17 an Geulumpang Payong Aceh Barat Daya abdya blangpidie Aceh