Rawat Warisan Gus Dur, PKB Bondowoso Pertegas Arah Politik NU dan Nasionalisme

31 Desember 2025 15:14 31 Des 2025 15:14

Thumbnail Rawat Warisan Gus Dur, PKB Bondowoso Pertegas Arah Politik NU dan Nasionalisme
Peringatan Haul Presiden ke-4 RI, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), di Aula Kantor DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bondowoso, Selasa, 30 Desember 2025. (Foto: Haryono/Ketik.com)

KETIK, BONDOWOSO – Peringatan Haul Presiden ke-4 RI, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di kantor DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bondowoso, pada Selasa, 30 Desember 2025, berlangsung khidmat.

Kegiatan itu sebagai ruang kontemplasi sejarah dan penegasan ideologi perjuangan.

Selain itu, menegaskan kembali posisi PKB sebagai partai politik yang berakar kuat pada nilai-nilai Nahdlatul Ulama (NU).

Ketua DPC PKB Bondowoso, H. Ahmad Dhafir, menyatakan bahwa Haul Gus Dur bukan sekadar agenda rutin tahunan, tetapi menjadi sarana penting untuk menanamkan kesadaran sejarah kepada seluruh kader PKB.

“Haul ini bukan hanya soal doa dan barokah, tetapi juga pengingat bahwa PKB lahir dari gagasan besar Gus Dur. Ini penting agar kader tidak tercerabut dari akar perjuangannya,” kata Ahmad Dhafir.

Ia menguraikan, kelahiran PKB pada era reformasi 1998 merupakan respons atas kebutuhan warga NU akan saluran perjuangan politik. Kala itu, Gus Dur yang menjabat Ketua Umum Tanfidziyah PBNU bersama para ulama menggagas pembentukan Tim Lima dan Tim Sembilan yang kemudian melahirkan PKB sebagai partai politik.

“PKB adalah jawaban atas aspirasi politik warga NU di masa reformasi. Gus Dur menjadi motor penggeraknya bersama para ulama,” ujarnya.

Ahmad Dhafir menegaskan, hubungan NU dan PKB bukan sekadar kedekatan emosional, melainkan memiliki ikatan historis dan ideologis yang kuat. NU fokus menjaga akidah dan kehidupan keagamaan umat, sementara PKB berperan di wilayah kebijakan publik dan pemerintahan.

“Pembagian peran ini jelas dan sah secara sejarah. NU dan PKB sama-sama berkontribusi dalam menjaga dan mengisi kemerdekaan Indonesia,” tegasnya.

Ia juga menyoroti warisan nilai perjuangan Gus Dur yang hingga kini tetap relevan, yakni penguatan akidah Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah serta komitmen penuh terhadap keutuhan NKRI. Dalam kerangka itu, Pancasila ditegaskan sebagai dasar negara yang final dan tidak bisa ditawar.

Lebih lanjut, Ahmad Dhafir menilai pemikiran Gus Dur tentang pluralisme dan kemanusiaan harus terus dihidupkan dalam praktik politik dan pembangunan, termasuk di Bondowoso.

“Gus Dur mengajarkan kita untuk merangkul, bukan membeda-bedakan. Persaudaraan sesama umat, sesama bangsa, dan sesama manusia harus menjadi fondasi gerakan PKB,” ungkapnya.

Melalui Haul Gus Dur, DPC PKB Bondowoso berharap kader partai, terutama yang berada di lembaga legislatif, semakin memahami jati diri PKB sebagai instrumen perjuangan NU dalam menegakkan nilai keadilan, kebangsaan, dan kemanusiaan.

“Ini amanah besar dari Gus Dur. PKB akan terus melangkah sesuai prinsip perjuangan: Maju Tak Gentar Membela yang Benar,” pungkas Ahmad Dhafir.(*)

Tombol Google News

Tags:

DPC PKB Bondowoso H. Ahmad Dhafir Haul Gus Dur NU NAHDLATUL ULAMA pkb Partai Kebangkitan Bangsa PKB Bondowoso Bondowoso