KETIK, MALANG – Di tengah hamparan makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kasin, Kota Malang, berdiri sebuah bangunan berkubah yang tampak mencolok. Bangunan ini dikenal dengan nama Qubbah Imamain, sebuah kompleks makam tokoh ulama berpengaruh di Kota Malang.
Di dalam bangunan berkubah tersebut dimakamkan Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih, beserta istri dan putranya, Syarifah Ummi Hani binti Abdillah dan Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih. Nama Qubbah Imamain merujuk pada dua imam yang dimakamkan di tempat ini, yakni Habib Abdul Qodir dan Habib Abdullah.
Kedua tokoh tersebut merupakan pendiri sekaligus pengasuh Pesantren Darul Hadist Al-Faqihiyah, salah satu pesantren yang memiliki peran penting dalam perkembangan pendidikan Islam di Kota Malang.
Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih wafat pada 21 Jumadil Akhir 1382 H, bertepatan dengan 19 November 1962, dalam usia 62 tahun. Sepeninggal beliau, kepemimpinan pesantren dilanjutkan oleh putranya, Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih.
Habib Abdullah wafat pada 23 Jumadil Ula 1412 H, atau 30 November 1992. Setelah dishalatkan di Masjid Jami’ Kota Malang, jenazah beliau dimakamkan di Qubbah Imamain, berdampingan dengan makam sang ayah.
Bentuk kubah sendiri merupakan warisan tradisi Hadramaut. Maklum, kedua imam ini memiliki darah Yaman Selatan. Di sana, juga Persia, makam ulama dan para keturunan Nabi Muhammad SAW diberi kubah.
Hingga kini, makam dua ulama tersebut tak pernah sepi dari peziarah, terlebih saat Haul Imamain, Qubbah Imamain dipenuhi jamaah yang datang untuk berziarah dan mendoakan langsung dua ulama besar tersebut. (*)
