KETIK, SURABAYA – PT Pertamina Green Energi (PGE), anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di sektor energi baru dan terbarukan, terus menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan.
Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah merangkul masyarakat sekitar wilayah operasional agar percaya bahwa kehadiran perusahaan tidak mengganggu keseimbangan alam maupun ekosistem sosial.
Analisis Goverment Relations Pertamina New & renewable Energy Geothermal PR Specialist Pertamina, Arif Mulizar menyebutkan ada beberapa wilayah energi geotermal misalnya di 7 daerah di Indonesia.
Indonesia yang termasuk dalam ring of fire atau cincin gunung api dunia menjadi lokasi ideal untuk pengembangan geotermal.
"Masyarakatnya kita bawa ke tempat yang sudah jadi, dengar kata Kamojang Garut itu desa isinya geotermal, itu adalah desa-desa yang ada geotermalnya," jelasnya saat jumap pers di kegiatan UKW Antara pada Rabu, 30 Juli 2025.
Analisis Goverment Relations Pertamina New & renewable Energy Geothermal PR Specialist Pertamina Arif Mulizar memaparkan sebaran PGE di Seluruh Indonesia. (Foto: Shinta Miranda/Ketik)
Arif menyebut dengan menunjukkan desa-desa yang energinya dikelola oleh PGE kepada masyarakat maka kepercayaan pada PGE semakin tumbuh.
"Di Ulubelu (WKP Gunung Way Panas) pemuka agamanya, kepala desanya, pemuka adatnya kami bawa ke Garut, nah nanti desamu kayak gini, barulah mereka mau (percaya)," ucapnya.
Menurutnya, sosialisasi dengan model ini mampu menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat bahwa green energi tidak merusak lingkungan.
“Seeing is belive, kalau nggak lihat jadi nggak percaya, kampung kamu kayak Dieng bagus, tapi memang ada pipa besar di pinggir kampung," ujar Arif.
Manfaat yang diterima masyarakat juga tidak main-main, Arif menyebut jika desa tersebut mengandung green energi maka lingkungan sekitar juga sejahtera.
"Nanti manfaatnya jalannya jadi bagus, perekonomian meningkat, pendidikannya bisa naik terus jalan (akses) itu bagus," terangnya.
Arif juga tidak memungkiri bahwa jika masyarakat tidak menerima edukasi yang maksimal, maka mereka menolak adanya PGE di wilayah mereka.
"Pasti sosialisasi yang kurang, memang itu perlu kita kasih contoh, kayak gini lo jadinya kalau kembangkan panas bumi desamu jadi bagus, peningkatan ekonomi dan listrik di daerahmu ada, geotermal lokasinya ada di kaki gunung di tengah hutan lindung," tegasnya. (*)