Program KaDieu Geo Dipa Diharapkan Jadi Model Pemanfaatan Langsung Energi Panas Bumi

9 Juli 2025 16:35 9 Jul 2025 16:35

Thumbnail Program KaDieu Geo Dipa Diharapkan Jadi Model Pemanfaatan Langsung Energi Panas Bumi
Wabup Bandung Ali Syakieb saat peresmian Kampung Direct Use (KaDieu) PT Geo Dipa Energi, di Kec Pasirjambu Kab Bandung, Selasa (8/7/25). (Foto: Iwa/Ketik)

KETIK, BANDUNG – PASIRJAMBU, Balebandung.com - Wakil Bupati Bandung Ali Syakieb meresmikan Kampung Direct Use (KaDieu) PT Geo Dipa Energi (Persero) PLTP Unit Patuha, di Kampung Kendeng Desa Sugihmukti Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung, Selasa 8 Juli 2025.

Wabup Bandung mengapresiasi langkah inovatif GeoDipa. Menurutnya, KaDieu merupakan salah satu program strategis yang tidak hanya dapat memberikan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat, melainkan menjadi wadah edukasi serta kolaborasi dalam pengembangan energi terbarukan berbasis kearifan lokal.

“Alhamdulillah, ini bagus sekali. Apalagi ini yang akan dikaryakan adalah warga sekitar sini. Dengan kita bisa melakukan program-program seperti ini, otomatis kita bisa mengurangi pengangguran bagi masyarakat,” ucap wabup.

Program inisiatif dari Geo Dipa ini bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan langsung panas bumi secara terpadu dan berkelanjutan di sekitar Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Geo Dipa Patuha.

KaDieu dirancang sebagai wujud kontribusi GeoDipa dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, memperkuat ketahanan pangan, dan menciptakan skema inovasi sosial yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

"KaDieu diharapkan menjadi model yang mendorong terbentuknya kebijakan dan regulasi pemanfaatan langsung panas bumi di tingkat daerah dan nasional," ucap Ali Syakieb didampingi General Manager GeoDipa Unit Patuha Ruly Husnie Ridwan dan General Manager GeoDipa Unit Dieng Herdian Ardi Febrianto.

Sebagai tahap awal, GeoDipa memperkenalkan tiga proyek percontohan yang telah terintegrasi dengan sistem pemanfaatan panas bumi sebagai pengatur suhu. Antara lain greenhouse berkapasitas 160 pohon tomat, kolam ikan dengan kapasitas 200 ekor, serta food dehydrator skala kecil.

Ketiga fasilitas tersebut dibangun di atas lahan milik perusahaan dan dikembangkan sebagai pusat edukasi sekaligus laboratorium hidup (living lab) bagi pengembangan inovasi pemanfaatan langsung panas bumi di tingkat tapak/lokasi sumber panas bumi.

Melalui fasilitas tersebut, masyarakat dapat melihat secara langsung bagaimana energi panas bumi dapat mendorong produktivitas pertanian, serta menghasilkan produk olahan baru dengan cara yang lebih efektif dan efisien.

Koordinator Keteknikan dan Lingkungan Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sahat Simangunsong menambahkan, program inisiatif ini membuka peluang baru dalam industri panas bumi, di mana energi panas bumi tidak hanya dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik.

"Tetapi juga untuk kebutuhan produktif lainnya seperti pertanian, perikanan, hingga industri pengolahan makanan dan pariwisata," imbuh Sahat.

Program inisiatif ini diharapkan dapat mendorong investasi di sektor panas bumi menjadi semakin menarik, karena menghadirkan diversifikasi bisnis yang sejalan dengan prinsip ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan.

"Kementerian ESDM melalui Ditjen EBTKE saat ini sedang menyusun regulasi yang dapat mendorong pengembangan pemanfaatan langsung tersebut," ungkap Sahat. Karena itu pihaknya menyambut gembira GeoDipa sudah mempersiapkan diri untuk melihat peluang ini.

"Kita di Kementerian ESDM itu sedang menggarap regulasinya untuk mengarah ke komersialisasi. Ini merupakan suatu gayung bersambut yang dilakukan oleh teman-teman GeoDipa Patuha,” kata Sahat.

Sementara itu, Direktur Operasi dan HSSE GeoDipa, Supriadinata Marza menjelaskan, program inisiatif ini merupakan bukti nyata komitmen GeoDipa untuk memberikan manfaat bagi masyarakat melalui pemanfaatan energi bersih yang inklusif.

Menurut Marza, pemanfaatan panas bumi tidak hanya terbatas pada pembangkitan listrik, tetapi juga dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat sebagai sumber panas untuk kebutuhan produktif.

“Apa yang ingin kami tunjukkan adalah bahwa energi panas bumi tidak berhenti di pembangkit listrik. Ia hidup dalam kehidupan masyarakat, mengeringkan hasil kebun, menghangatkan badan, menyuburkan tanaman, dan membangun harmoni antara teknologi dan tradisi,” papar Marza.

Melalui program inisiatif tersebut, GeoDipa menegaskan komitmen untuk terus berinovasi dalam menghadirkan manfaat dari potensi panas bumi di Indonesia. Program ini menjadi bagian dari peningkatan berkelanjutan perusahaan, yang tidak hanya fokus pada pengembangan infrastruktur energi, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat dan penciptaan nilai tambah dari sumber daya alam yang dikelola secara bertanggung jawab. (*)

Tombol Google News

Tags:

wabup bandung ali syakieb GEO DIPA geo dipa energi PANAS BUMI geothermal