KETIK, BANDUNG – Pengurus Cabang Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (Perkemi) Kabupaten Bandung menanggapi soal 21st World Kempo Championship yang digelar di Caldas da Rainha, Portugal pada akhir April lalu.
Dalam kejuaraan dunia kempo versi Federasi Kempo Indonesia (FKI) ini, atlet dari tim FKI berhasil meraih medali perak dan perunggu.
Namun menurut Perkemi Kabupaten Bandung, atlet kempo asal Kabupaten Bandung yang meraih medali tersebut merupakan atlet binaan dari FKI.
Artinya, bukan merupakan atlet binaan Perkemi yang secara resmi diakui pemerintah Indonesia dan berada di bawah naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bandung sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia.
Ketua Pengcab Perkemi Kabupaten Bandung, Catur Sujatmiko menegaskan karena FKI tidak diakui pemerintah Indonesia dan tidak berada di bawah naungan KONI, dengan demikian otomatis FKI merupakan organisai cabor kempo yang ilegal.
"Jadi, atlet kempo yang meraih medali di Portugal itu bukan atlet binaan kami dari Perkemi. Mereka tergabungnya ke FKI. Sementara organisasi cabor kempo yang resmi diakui pemerintah itu Perkemi," tukas Catur dalam keterangannya, Sabtu (5/7/2025).
Karena eksistensinya tidak diakui oleh pemerintah pula, maka wajar jika ada atlet asal Kabupaten Bandung atau Jawa Barat berprestasi di tingkat internasional sekali pun, kurang mendapatkan respon.
Ditanya soal perbedaan antara Perkemi dan FKI, Catur menjelaskan Perkemi Indonesia sendiri berafiliasi ke World Shorinji Kempo Organization (WSKO) yang berpusat di Jepang. Sementara FKI berafiliasi ke International Kempo Federation (IKF) yang berpusat di Perancis.
"Jadi intinya, FKI belum diakui oleh KONI dan FKI itu belum pernah ada pertandingan kempo di tingkat pekan olahraga daerah (porda), Pekan Olahraga Nasional (PON) apalagi Sea Games. Yang diakui KONI itu Perkemi, beladiri Shorinji Kempo," tandas Catur.(*)