KETIK, PROBOLINGGO – Pondok Pesantren Nurul Jadid menetapkan ketentuan dan alur berhenti (boyong) serta menyelenggarakan program peminatan dan pengembangan diri bagi santri kelas akhir jenjang SLTP. Program ini berlangsung mulai 17 Mei hingga 15 Juni 2025.
Hal ini dalam rangka meningkatkan pelayanan dan penertiban proses berhenti atau boyong santri kelas akhir SLTP. Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo resmi menetapkan Keputusan Bersama antara Biro Kepesantrenan dan Biro Pendidikan pada Kamis, 15 Mei 2025.
Santri yang memilih untuk tetap tinggal di pesantren akan mengikuti kelas peminatan, dengan tujuh pilihan yaitu:
- Pendalaman Al-Qur’an
- Baca Kitab
- Bahasa Arab
- Bahasa Inggris
- Bahasa Mandarin
- MIPA
- IT
Selain itu, mereka juga akan terlibat dalam kegiatan pengembangan diri, antara lain:
- Hypnoteaching
- Personal and Team Development
- Pembinaan Kesehatan dan Lingkungan
- Kunjungan Edukatif ke Tanjung Farm
- Rihlah Masyayikh
Program ini ditujukan khusus untuk santri kelas akhir SLTP yang tidak langsung boyong setelah menyelesaikan pendidikan formalnya.
Santri yang mengikuti kegiatan ini dapat mengajukan izin pulang maksimal 20 hari setelah kegiatan berakhir, sesuai dengan edaran resmi dari pesantren.
Dalam keputusan bersama yang telah ditetapkan oleh pihak pesantren, ditegaskan bahwa keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan jika di kemudian hari terdapat kekeliruan, maka akan dilakukan perbaikan seperlunya.
Program ini bertujuan untuk membekali santri dengan keahlian tambahan dan kesiapan menghadapi jenjang pendidikan berikutnya, sekaligus menanamkan nilai-nilai kemandirian dan spiritualitas yang lebih dalam sebelum boyong.(*)