KETIK, SURABAYA – Perusahaan teknologi asal Yogyakarta memperkenalkan inovasi terbaru mereka yang diberi nama Smart Podium Horion. Ini diharapkan jadi solusi inovatif untuk mendukung transformasi digital di dunia pendidikan Indonesia.
Perangkat interaktif ini dirancang untuk mempermudah proses belajar-mengajar dengan teknologi yang modern dan terintegrasi.
Selain itu, smart podium untuk kebutuhan presentasi dan koordinasi antarinstansi pemerintahan. Perangkat ini menyatukan fungsi layar interaktif, pena digital, sistem konferensi, serta konektivitas internet dalam satu alat terpadu.
Direktur PT. Tekno Otsar Vision sebagai Exclusive Authorized Distributor Jakobus Wiryawan di menjelaskan teknologi terbaru ini dapat membuat pembelajaran semakin interaktif.
"Sehingga kelasnya bisa lebih interaktif, lebih hidup,Ini bisa dikoneksi ke proyektor, bisa dikoneksi ke LED, bisa langsung," jelasnya saat acara Gathering di Surabaya, Jumat 25 Juli 2025.
Jakobus menegaskan smart podium memungkinkan guru atau dosen menulis langsung di layar, mengakses internet, menampilkan multimedia, hingga merekam sesi pembelajaran dalam satu perangkat.
"Penjelasan lebih agresif, lebih interaktif. Komunikasi dua arah lebih jalan," jelas Jakobus.
Inovasi ini dinilai sejalan dengan kebutuhan sekolah dan kampus dalam menerapkan sistem blended learning atau pembelajaran campuran.
"Kami itu ingin membantu dunia pendidikan, memakai alat-alat yang untuk belajar-mengajar, menyebabkan murid lebih mudah menerima, guru lebih bisa menyampaikan dengan baik," terangnya.
Selain untuk pendidikan, teknologi ini juga disebut relevan untuk diterapkan di tingkat pemerintahan daerah. Dalam berbagai kesempatan, smart podium dinilai mampu mendorong profesionalisme birokrasi serta memperkuat citra pelayanan publik yang modern dan transparan.
"Pak Wali Kota, Pak Menteri, Pak Gubernur. Semua yang pada acara yang memakai Podium itu bisa memanfaatkan ini secara maksimal," ungkapnya.
Jakobus juga menambahkan pengenalan smart podium ini mendapat respons positif dari sejumlah masyarakat. Mereka menilai teknologi ini dapat mendorong efektivitas pengajaran sekaligus meningkatkan antusiasme saat sambutan maupun presentasi
"Bulan Maret itu secara internasional masuk ke Indonesia itu sudah bulan April. Kita mulai memperkenalkan sejauh ini responnya, orang gembira," tuturnya.(*)