KETIK, GRESIK – Kondisi banjir di Desa Bringkang dan Desa Pranti, Kecamatan Menganti Gresik membuat aktivitas warga terganggu. Wakil Ketua III DPRD Gresik, Abdullah Hamdi menyampaikan keprihatinan mendalam terkait banjir yang kembali melanda di sejumlah wilayah di Kabupaten Gresik pada bulan November ini.
Menurutnya, bahwa dari hasil laporan dan informasi banjir yaitu di Kecamatan Menganti, Kecamatan Kedamean, Kecamatan Benjeng, dan Kecamatan Balongpanggang.
“Kami sangat terkejut sudah terkejut banjir sudah terjadi di bulan sebelas ini. Banyak masyarakat yang merasa susah untuk beraktivitas akibat banjir ini,” kata Hamdi saat ditemui di lokasi banjir di Desa Bringkang, Kecamatan Menganti Gresik, Rabu, 19 November 2025.
Lebih lanjut, Hamdi mengatakan bahwa penyebab banjir kali ini bukan dari aliran utama Kali Lamong melahirkan anak sungainya. Hal itu disampaikan setelah pihaknya menerima informasi dari Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Gresik, Sukardi.
“Ada 6 titik terdampak, dan tiga diantaranya berada di Kecamatan Menganti, Kecamatan Kedamean, dan Benjeng,”ucapnya.
Oleh karena itu, ia menjelaskan DPRD Gresik meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik untuk tetap siaga. Untuk BPBD Gresik untuk selalu siaga memberikan bantuan kemanusiaan serta menyiapkan sarana operasional, seperti perahu dan perlengkapan evakuasi lainnya.
Kemudian Dinas Sosial Gresik diimbau untuk membuka dapur umum untuk memastikan kebutuhan pangan warga terdampak tetap terpenuhi. Dan DPUTR Gresik untuk berkoordinasi dengan BPBD terkait penguatan tanggul maupun penanganan titik rawan banjir.
Selain itu juga, ia menyoroti untuk perbaikan sistem irigasi terutama di Kecamatan Menganti dan Kedamean harus menjadi prioritas. “Aliran anak Kali Lamong di beberapa titik belum banyak disentuh perbaikan. Contohnya di Gading Watu sampai Putat dan itu perlu pendalaman dan pelebaran,” imbuhnya.
Politisi Fraksi PKB Gresik itu mengungkapkan keluhan dari pemerintah terkait kondisi tanggul Kali Lamong yang sering berubah akibat abrasi. Perubahan kontur tanggul menyulitkan petugas melakukan normalisasi.
“Ketika mau mengerjakan normalisasi di titik Kali Lamong, ternyata tanggulnya sudah berubah. Teman-teman di lapangan jadi tidak berani mengambil tindakan,” pungkasnya. (*)
