KETIK, MALANG – Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Terbuka (UT) Malang, Rizka Furqorina melakukan pengabdian kepada masyarakat di Tambakasri, Tajinan Malang. Limbah perca dijadikan pembukaan jalan untuk pemberdayaan ekonomi ibu-ibu rumah tangga.
Kain perca yang selama ini dianggap sebagai limbah justru dapat menjadi kerajinan menarik. Mulai dari boneka, gantungan kunci, taplak meja, maupun kerajinan lainnya.
"Pengabdian yang saya lakukan bersama tim tentang income generating melalui kerajinan perca. Kami berikan pelatihan dan peralatan untuk mendukung meningkatkan ekonomi keluarga dengan mendaur ulang perca," ujarnya, Rabu 3 September 2025.
Para peserta pun turut antusias mengikuti pelatihan tersebut. Telebih saat mengetahui marjin yang besar pada Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp2.500-3.500, ketika dipasarkan ke hotel dapat bernilai hingga Rp35.000 per picis.
Boneka-boneka lucu hasil karya peserta pelatihan oleh Dosen UT Malang, Rizka Furqorina, di Desa Tambakasri, Tajinan, Malang. (Foto: Rizka Furqorina for Ketik)
Pelatihan tersebut telah dilaksanakan untuk kedua kalinya bersama salah satu komunitas yang dimiliki oleh warga setempat.
"Pelatihan ini sudah pertemuan kedua. Pertemuan pertama 27 Agustus 2025,ada opening di Desa Tambakasri sebagai desa binaan. Kami ada tim dengan 3 kegiatan yang berbeda. Akan berlanjut sampai bulan September 2025," lanjutnya.
Tak berhenti sampai pelatihan, pembinaan tetap akan dilanjutkan oleh Tim Pengabdian UT Malang bersama komunitas. Terlebih Tim Pengabdian telah menyediakan seminar kit yang dapat digunakan oleh peserta meskipun pelatihan telah selesai.
"Kalau dari saya sudah menyediakan kit yang lengkap sekali. Ada seminar kit, jarum jahit, sampai kain perca atau yang baru juga ada, serta dakron. Jadi bukan hanya untuk pelatihan tapi ketika teman-teman produksi pun masih bisa digunakan," sebutnya.
Melalui pembinaan yang berkelanjutan, ia berharap usaha warga dapat berkembang. Dengan demikian mampu berimbas pada pembukaan lapangan pekerjaan bagi warg sekitar.
"Tidak hanya sampai selesai saja tapi akan dilakukan berkesinambungan. Kita berupaya memaksimalkan potensi desa, bisa membuat income generating untuk ibu-ibu," pungkasnya. (*)