KETIK, BATU – Pasar Induk Among Tani Kota Batu tengah bersiap untuk menjadi pasar wisata. Berbagai pembenahan mulai dari sumber daya manusia (SDM) maupun infrastruktur terus dilakukan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Induk Among Tani, Gadis Dewi Primandhasari, menjelaskan, meski masih dalam bentuk gagasan, namun penataan akan dilakukan secara bertahap.
"Masih banyak PR kalau memang nanti arahnya ke pasar wisata. Baru 2 tahun diresmikan, memang harus kita tata lagi terutama sarana prasarananya," ujar Gadis, Rabu, 10 Desember 2025.
Dalam penataan infrastruktur, salah satu yang menjadi sorotan ialah kekuatan gorong-gorong yang berada di depan pasar. Pasalnya saat ini gorong-gorong tersebut hanya berkapasitas 2 ton.
"Kalau memang mengarahnya ke pasar wisata, bis itu harus masuk, harus 20 ton. Bis itu berat kosongnya aja 15 ton. Kalau ada penumpangnya, kan tetap harus ditotal, dikalkulasi menjadi 20 ton," ujarnya.
Meskipun belum berstatus sebagai pasar wisata, namun setiap harinya kerap terlihat kunjungan dari rombongan bis.
"Salah satu kendalanya parkir bus. Jadi dilebarkan dulu untuk jalannya, penutup gorong-gorong itu," katanya.
Selain itu, penataan operasional pasar pagi yang berada di belakang pasar juga perlu dilakukan penataan. Gadis mengaku telah melakukan pertemuan dengan pedagang pasar pagi untuk membahas rencana penataan tersebut.
"Pasar pagi, waktu tutupnya memang harus yang lebih konsekuen. Kalau memang pasar wisata, otomatis belakang juga harus berfungsi," sebutnya.
Penataan pasar pagi juga sejalan dengan rencana penguatan kapasitas SDM di Pasar Induk Among Tani, Kota Batu. Diperlukan penyesuaian akibat peralihan status dari yang semula pasar tradisional menjadi pasar wisata.
"Jangan sampai pedagang kita tidak berdaya. Namanya pasar wisata, orang-orangnya harus melayani. Termasuk dengan produk yang dijual juga harus bisa menarik perhatian pembeli," tutupnya.
