KETIK, SURABAYA – Universitas Bhayangkara (Ubhara) membuka peluang emas bagi mahasiswa yang tertarik menambah pengalaman melalui program magang internasional.
Bekerja sama dengan Bossotel Hotel Chiang Mai dan Bangkok Thailand, kampus yang berlokasi di Kecamatan Gayungan Kota Surabaya ini memiliki program magang internasional yang berlangsung selama 1 semester.
Kepala Lembaga Kerja Sama, Dr. Diana Rapitasari, SE, MM menjelaskan, program ini mempunyai keunggulan, yakni mahasiswa tidak perlu mengeluarkan biaya sendiri, tetapi justru mendapatkan gaji dari perusahaan tempat magang.
"Biasanya kalau mahasiswa kan ikut magang mengeluarkan nominal. tapi di sini tidak. Tiket pesawat dan visa memang biaya sendiri, tapi dengan mereka dapat gaji itu kembali. Jadi tidak ada biaya yang tidak dicover sama pihak sana," jelas Diana, Selasa, 3 Juni 2025.
Selain gaji, Diana mengatakan seringkali saat magang mahasiswa diberi tip oleh pengunjung. Tip ini yang bisa menambah uang saku mereka saat berada di sana. Belum lagi fasilitas lengkap yang disediakan, seperti tempat tinggal dan uang saku.
"Gajinya juga lumayan tinggi, itu pun belum termasuk tip dari pengunjung yang suka ngasih tip," imbuh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini.
Aya (pojok kanan) dan tim Ubhara Surabaya berfoto bersama General Manager Bossotel Hotel Chiang Mai Khun Pui (baju putih) (Foto: dok. Aya for Ketik)
Program magang internasional ini, katanya, cukup rutin diadakan oleh Ubhara Surabaya. Ini sebagai bentuk komitmen Ubhara untuk menuju World Class University dengan meluncurkan program-program internasional unggulan.
Salah satu mahasiswa, Amaliah Sofiana Aini sempat menceritakan pengalamannya selama menjalani program magang di Bossotel Hotel Chiang Mai. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Ubhara Surabaya ini diberangkatkan bersama 4 rekan lainnya pada November 2024 dan selesai Mei 2025.
Aya, panggilan akrabnya, sangat tertarik dengan program ini karena mengetahui dirinya bakal mendapat uang saku setiap bulannya.
"Di sana kami dapat uang saku sekitar setengah gaji karyawan. Kalau staff di sana itu kira-kira 12-15 juta, Saya dapat 9.000 baht, atau Rp4,2 juta.," sebut mahasiswi 23 tahun ini.
Dari alasan inilah tanpa berpikir panjang Aya dan teman-teman langsung tertarik. Pasalnya segala fasilitas sudah terpenuhi, tugas mahasiswa hanya fokus magang dan belajar.
"Karena kami dapat tempat tinggal dan jatah makan juga. Jadi apa yang dikhawatirkan, karena sudah disediakan semua sama orang sana," katanya.
Program ini, menurut Aya, sangat membantu mahasiswa dalam membangun pengalaman internasional dan memperbesar peluang karier di masa depan. Menariknya, ia juga menceritakan ada alumni magang Ubhara yang berujung direkrut oleh pihak Bossotel Hotel untuk dijadikan karyawan.
"Ada dua orang karena kinerjanya bagus, dipanggil sama pihak hotel untuk direkrut. Mereka udah kerja selama 3 atau 4 tahun, cukup lama. Malah ada yang ditawarkan kerja remote dari Indonesia mereka ngehandle sana," kata Aya.
Potret anggun Aya (kebaya merah) saat menghadiri peringatan Songkran bersama para penari tradisional Thailand dan keluarga owner Bossotel Hotel Chiang Mai. Di sana, Aya membawakan tarian Jangi Janger asal Bali (Foto: dok. Aya for Ketik.co.id)
Lebih dari sekadar pengalaman kerja, Aya merasakan kehangatan budaya kerja di Bossotel Hotel. Hubungan antara staf dan mahasiswa sangat akrab hingga seperti keluarga sendiri.
“Waktu makan siang mereka suka nanya, ‘Sudah makan? Kangen orang tua nggak?’ Semua staf dari cleaning service sampai manajer sangat humble dan perhatian,” kenangnya.
Ia pun berharap lebih banyak mahasiswa Ubhara bisa mengikuti jejaknya. Sebab baginya, program ini bukan hanya soal gaji, tapi juga pengalaman, ilmu, dan peluang masa depan.
"Profitnya buat kami sangat banyak, dari ilmunya, sertifikatnya, pengalamannya semua. Kami nggak bingung gimana biaya hidupnya, toh juga ada kemungkinan direkrut dari pihak sana," tutupnya. (*)