KETIK, PACITAN – Festival Ronthek Pacitan 2025 memberi angin segar bagi para pelaku ekonomi lokal.
Selama tiga malam pelaksanaan, mulai 5 hingga 7 Juli 2025, denyut ekonomi rakyat terasa kencang, terutama di sepanjang Jalan Ahmad Yani dan kawasan Alun-Alun Pacitan.
Keramaian penonton menjelma menjadi keuntungan bagi pedagang kaki lima.
Salah satunya adalah Lakhood, pedagang gorengan yang biasa mangkal di depan Kantor DPRD Pacitan.
Pria asal Baturetno, Wonogiri, yang kini menetap di Pacitan setelah menikah itu mengaku pendapatannya melonjak tajam selama festival berlangsung.
“Biasanya saya cuma jual dua blabak tahu per malam, tapi sekarang bisa sampai empat. Alhamdulillah, laris,” ujar Lakhood yang menjajakan otak-otak crispy, tahu crispy, dan cireng isi sambil tetap melayani pelanggan, Minggu, 6 Juli 2025.
Suasana ramai di sekitar gerobak gorengan milik Lakhood saat Festival Ronthek Pacitan 2025. Sambil menggoreng tahu dan otak-otak crispy, Lakhood melayani pengunjung yang duduk menikmati makanan di trotoar, menjadikan malam festival tak hanya meriah tapi juga menggerakkan ekonomi warga.
Dalam sehari, Lakhood bisa meraup omzet hingga Rp300-400 ribu, naik signifikan dibanding hari-hari biasa.
"Lumayan lah kalau pas acara begini. Kalau buka tiga malam inshaallah Rp1 juta dapat," ujarnya soal pendapatan.
Hal serupa juga dirasakan oleh Feri Irawan, penjual tikar plastik dadakan. Hasil laba yang ia dapat berlipat ganda diluar ekspektasi.
Feri membeli 30 tikar secara online seharga Rp50 ribu per lusin dan menjual kembali dengan harga Rp5.000 per buah.
“Alhamdulillah, Festival Ronthek membawa berkah. Belum sampai jam 9, tikar saya sudah habis terjual,” tuturnya.
Suasana malam Festival Ronthek Pacitan di sepanjang Jalan Ahmad Yani. Ratusan pedagang kuliner dan barang kebutuhan seperti tikar turut merasakan berkah dari lonjakan jumlah pengunjung.
Tak hanya di sepanjang jalan utama, geliat ekonomi juga terasa kuat begi puluhan pelaku usaha di Pasar Krempyeng, yang berlokasi di Lapangan Basket Alun-alun Pacitan.
Kepala Bidang Kebudayaan Disparbudpora Pacitan, Sukanto menyebut festival Ronthek Pacitan 2025 tak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga wadah nyata pemberdayaan ekonomi rakyat
"Festival Ronthek ini membuktikan bahwa seni dan budaya bisa menjadi mesin penggerak ekonomi daerah," tutupnya.(*)