KETIK, PROBOLINGGO – Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton kembali menggelar Ngaji Karya Muassis dengan mengkaji kitab Qasidah karya KH. Zaini Mun’im, Kamis malam 3 Juli 2025. Acara yang berlangsung di Aula I Pesantren ini diikuti oleh para santri, asatidz, serta sekitar 200 pengurus dan Wali Asuh Pondok Pesantren Nurul Jadid.
Dalam kesempatan tersebut, KH. Moh. Zuhri Zaini menyampaikan kajian mendalam atas salah satu qasidah berjudul Tawassul yang menggambarkan permohonan keselamatan umat Islam dari kaum mu’tadin — kelompok yang memusuhi atau berbuat zalim. KH.
Zaini Mun’im, pengarang qasidah tersebut, menjelaskan konsep tawassul sebagai bentuk permohonan kepada Allah melalui perantara orang-orang saleh dan dekat kepada-Nya, dengan tetap menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan utama.
KH. Zuhri Zaini menegaskan kembali pesan KH. Zaini bahwa wasilah adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan pengganti Allah. Bahkan sahabat Nabi pun dapat dijadikan perantara, apalagi Rasulullah ď·ş sendiri. Tawassul harus dilakukan dengan penuh kerendahan hati dan kesadaran akan kelemahan diri sebagai hamba.
Dalam pengajiannya, KH. Zuhri juga menyampaikan bahwa KH. Zaini menekankan pentingnya amal perbuatan yang istiqamah sebagai tolok ukur kewalian, bukan semata-mata karamah. Hal ini ditegaskan dalam kutipan ayat Al-Qur’an: "Alaa inna auliyaa Allahi laa khaufun ‘alaihim walaa hum yahzanuun" — sesungguhnya para wali Allah tidak ada rasa takut dan tidak pula bersedih hati.
KH. Zaini Mun’im juga dikenal sebagai penadhom kitab-kitab penting seperti Safinatun Najah, Ghayatul Ushul, dan beberapa kitab lainnya, demi memudahkan para santri memahami ilmu agama. Dalam setiap bait qasidah maupun karya tulisannya, beliau senantiasa menekankan pentingnya keseimbangan antara ibadah kepada Allah dan akhlak kepada sesama manusia.
Melalui kegiatan ngaji karya ini, KH. Zuhri Zaini berharap seluruh pengurus, wali asuh, dan santri dapat meneladani semangat perjuangan, keikhlasan, dan nilai-nilai luhur yang diwariskan KH. Zaini Mun’im dalam kehidupan sehari-hari. (*)