KETIK, PROBOLINGGO – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo KH. Zuhri Zaini menjelaskan perbedaan antara orang bakhil dan orang yang gemar berinfak dalam pengajian kitab Riyadhus Sholin di hadapan ribuan santrinya, Rabu, 23 Juli 2025.
Menurutnya, sikap seseorang terhadap harta sangat menentukan kebahagiaan hidupnya. Dalam penjelasan tersebut, KH. Zuhri menyebutkan bahwa orang yang suka berinfak akan mudah mengeluarkan hartanya untuk kebaikan, seperti membantu korban musibah, membangun masjid, atau bersedekah kepada fakir miskin.
Sebaliknya, orang bakhil cenderung berat hati untuk berbagi dan selalu perhitungan dalam setiap pengeluaran.
“Orang dermawan itu menyumbang tanpa berpikir panjang, dan biasanya hidupnya bahagia serta tidak akan jatuh miskin. Sementara orang kikir selalu merasa takut kekurangan dan hidupnya penuh kesumpekan,” ujar KH Zuhri Zaini.
Ia juga mengingatkan bahwa tidak semua pengeluaran harta bernilai baik. Menghamburkan harta untuk hal yang sia-sia disebut tabdzir, yang justru bisa mendatangkan dosa.
“Harta yang digunakan untuk keburukan itu tidak ada manfaatnya, bahkan bisa membawa kerugian di dunia dan akhirat,” jelasnya.
KH Zuhri menggunakan perumpamaan dua orang laki-laki yang memakai baju perisai untuk menggambarkan kondisi hati orang dermawan dan orang bakhil. Orang dermawan digambarkan mengenakan baju perisai yang longgar dan nyaman, sementara orang bakhil seolah memakai baju yang sempit dan membuatnya sulit bergerak.
Dalam penutup penjelasannya, KH. Zuhri mengingatkan bahwa rezeki adalah urusan Allah.
“Kita hanya ditugaskan untuk mengelola dan membelanjakannya di jalan yang benar. Jangan takut berbagi, karena rezeki tidak berkurang dengan sedekah,” pungkasnya.
Menurutnya, orang dermawan disenangi Allah, disenangi manusia dan dekat dengan surga. Sedangkan orang yang kikir dibenci Allah dan manusia dan dekat dengan neraka.(*)