KETIK, JAKARTA – Terpilihnya Nanny Hadi Tjahjanto sebagai Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) periode 2024–2029 menempatkannya sebagai salah satu figur pemersatu perempuan di tingkat nasional.
Di bawah kepemimpinannya, isu-isu strategis perempuan kini didorong untuk hadir lebih kuat di ruang kebijakan nasional.
Pemilihan Ketua Umum Kowani berlangsung dalam Kongres XXVI Kowani yang digelar di Gedung Tribrata, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kongres tersebut diikuti perwakilan organisasi perempuan dari berbagai daerah dan latar belakang organisasi.
Melalui proses pemilihan yang berlangsung demokratis, Nanny Hadi Tjahjanto memperoleh dukungan mayoritas suara dan ditetapkan sebagai Ketua Umum Kowani periode 2024–2029.
Dukungan terhadap Nanny datang dari beragam organisasi anggota Kowani yang menilai kepemimpinannya mampu menyatukan kepentingan organisasi besar dan kecil.
Sebagai federasi organisasi perempuan yang berdiri sejak 1928, Kowani menaungi puluhan organisasi dengan karakter dan kepentingan yang beragam.
Posisi Ketua Umum menuntut kemampuan konsolidasi yang kuat agar perbedaan dapat dikelola menjadi kekuatan bersama.
Dalam berbagai pernyataan publik, Nanny Hadi Tjahjanto menekankan pentingnya persatuan dalam gerakan perempuan.
“Kowani harus menjadi rumah bersama bagi seluruh organisasi perempuan. Perbedaan bukan untuk dipertentangkan, tetapi untuk saling melengkapi demi tujuan yang lebih besar,” gagasnya.
Pendekatan dialog dan musyawarah disebut menjadi gaya kepemimpinan yang ia dorong agar seluruh organisasi merasa memiliki ruang yang setara dalam menentukan arah perjuangan perempuan Indonesia.
Di bawah kepemimpinannya, Nanny membawa sejumlah isu strategis perempuan ke panggung nasional.
Fokus utama yang diusung meliputi penguatan pendidikan perempuan, kemandirian ekonomi perempuan, serta ketahanan keluarga sebagai fondasi pembangunan bangsa.
Nanny menilai bahwa isu perempuan tidak boleh berhenti pada tataran wacana, melainkan harus terhubung langsung dengan proses perumusan kebijakan publik.
Baginya, perempuan harus menjadi bagian dari solusi nasional.
"Perempuan bukan sekadar objek pembangunan,” ujarnya dalam salah satu pernyataan usai terpilih.
Sejumlah organisasi perempuan menilai kehadiran Nanny di pucuk pimpinan Kowani memberi harapan baru agar suara perempuan kian terdengar dalam proses pengambilan kebijakan di tingkat nasional.(*)
