KETIK, BATU – Kota Batu kini memiliki destinasi baru berupa sentra kuliner dan ruang aktivitas publik bertajuk "Nala Eco Point". Fasilitas yang berlokasi di Jalan Dewi Sartika ini diharapkan menjadi pusat kegiatan masyarakat sekaligus penggerak ekonomi lokal berbasis pelestarian lingkungan.
Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Malang, Kolonel Laut (P) Agus Haryanto, mengatakan Nala Eco Point merupakan fasilitas yang relatif baru dan dirancang sebagai ruang publik multifungsi yang mengedepankan konsep ekologi. Nama itu dipilih bukan tanpa makna, melainkan mencerminkan identitas kawasan, kepedulian lingkungan, serta fungsi sebagai titik penghubung berbagai wilayah.
“Nala sudah menjadi brand wilayah ini. Kemudian Eco bermakna ekologi atau lingkungan, sehingga keberadaan Nala Eco Point diharapkan tetap berorientasi pada pelestarian lingkungan. Sementara Point dimaksudkan sebagai pusat atau titik yang menghubungkan wilayah lain, baik di Kota Batu maupun Malang Raya,” ujar Danlanal Malang, Minggu, 28 Desember 2025.
Ia menjelaskan, Nala Eco Point dirancang sebagai pusat kegiatan yang dapat dimanfaatkan masyarakat luas, khususnya warga Kota Batu. Sejumlah kerja sama dan sinergi telah dilakukan dengan pemerintah daerah, kepala desa, serta berbagai pihak di wilayah Malang Raya untuk mendukung pengembangan kawasan tersebut.
“Kami sudah menjalin komunikasi dan kerja sama dengan para pimpinan daerah dan kepala desa, mulai dari Tulungrejo, Tlekung, Landungsari, hingga wilayah Malang Selatan. Harapannya, Nala Eco Point bisa menjadi pusat kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Danlanal Malang menambahkan, pembangunan Nala Eco Point berlangsung relatif cepat berkat dukungan sumber daya manusia dan partisipasi masyarakat Kota Batu. Proses pematangan lahan hingga pembangunan fasilitas pendukung dilakukan dalam waktu singkat dengan melibatkan berbagai pihak.
“Energi Kota Batu ini luar biasa. Dengan dukungan masyarakat dan bantuan Dinas PUPR Kota Batu, pematangan lahan, pavingisasi, pembangunan panggung, greenhouse, hingga stan tanaman dan pusat seafood dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Ini tidak mungkin terwujud tanpa kerja sama dan semangat masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Onny Ardianto, menyambut baik kehadiran Nala Eco Point sebagai destinasi baru yang dinilai memiliki daya tarik kuat. Menurutnya, kawasan tersebut tidak hanya menawarkan kuliner, tetapi juga hiburan yang dapat dinikmati hingga malam hari.
“Saya mengucapkan selamat dan sukses atas dibukanya Nala Eco Point. Ini destinasi yang luar biasa karena melibatkan pelaku usaha kecil menengah dan fasilitasnya cukup lengkap, mulai dari kuliner hingga hiburan. Ini menjadi daya tarik baru bagi Kota Batu,” ujar Onny.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Danlanal Malang dan seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan Nala Eco Point. Keberadaan destinasi baru ini diharapkan dapat menambah pilihan wisata dan mendistribusikan kunjungan wisatawan agar tidak terpusat di satu lokasi.
“Semakin banyak pilihan destinasi, maka arus kunjungan tidak hanya terfokus di satu titik, sehingga potensi kemacetan bisa dikurangi,” katanya.
Selain sebagai sentra kuliner dan ruang hiburan, Nala Eco Point juga dinilai berpotensi menjadi kantong parkir alternatif. Onny menyebut keterbatasan lahan parkir masih menjadi tantangan di sejumlah destinasi wisata dan kawasan usaha di Kota Batu.
“Lahan di sini cukup luas. Harapannya bisa dimanfaatkan sebagai kantong parkir. Wisatawan bisa parkir, berbelanja atau menikmati kuliner di sini, lalu melanjutkan ke destinasi lain. Ini tentu membantu meningkatkan kenyamanan wisatawan yang datang ke Kota Batu,” pungkasnya.(*)
