KETIK, KEDIRI – Musyawarah Kubro Alim Ulama dan Sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) digelar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Ahad 21 Desember 2025. Acara itu menyepakati tiga opsi penyelesaian konflik internal yang terjadi di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Islah atau rekonsiliasi ditempatkan sebagai langkah utama, sementara Muktamar Luar Biasa (MLB) menjadi opsi terakhir.
Musyawarah yang berlangsung secara hybrid ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah. Tercatat sebanyak 601 peserta hadir langsung di lokasi, sementara 546 peserta lainnya mengikuti jalannya forum secara daring melalui Zoom Meeting.
Model ini dipilih untuk memastikan keterlibatan luas unsur Pengurus Wilayah NU (PWNU) dan Pengurus Cabang NU (PCNU) dari seluruh Indonesia.
Suasana Musyawarah Kubro Nahdlatul Ulama di gedung Yayasan Lirboyo, Minggu (21/12/2025). (Foto: Aan for Ketik).
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf turut hadir dalam forum tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada para sesepuh NU. Ia menegaskan bahwa kehadirannya merupakan respons atas undangan para kiai dan Mustasyar NU.
"Saya dipanggil oleh para sesepuh, mustasyar, dan para kiai untuk hadir hari ini. Saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah meluangkan waktu untuk mengikuti musyawarah ini," kata Gus Yahya kepada awak media.
Menurut Gus Yahya, Musyawarah Kubro merupakan ruang strategis untuk mempertemukan berbagai pandangan demi menjaga integritas organisasi. Ia menilai forum tersebut penting agar NU tetap mampu memberikan kontribusi terbaik bagi umat, bangsa, dan negara.
"Apa yang sudah terjadi, yang sedang berlangsung dan yang akan kita lakukan ke depan harus disikapi dengan kebijaksanaan bersama. Kita perlu menyatukan kebutuhan, kebenaran, dan integritas dalam kehidupan berorganisasi maupun bernegara," lanjutnya.
Suasana Musyawarah Kubro Nahdlatul Ulama di gedung Yayasan Lirboyo, Minggu (21/12/2025). (Foto: Aan for Ketik)
Gus Yahya juga menegaskan bahwa tradisi musyawarah di lingkungan NU bersifat dinamis dan terbuka. Ia membuka kemungkinan adanya pertemuan lanjutan sesuai dengan kebutuhan dan mekanisme organisasi yang berlaku.
Berdasarkan notulensi resmi Musyawarah Kubro, forum meminta pihak-pihak yang berselisih di PBNU untuk menempuh jalan islah secara sungguh-sungguh. Tenggat waktu islah ditetapkan selama 3×24 jam, terhitung sejak Ahad (21/12/2025) pukul 12.00 WIB.
Apabila upaya islah tidak membuahkan hasil dalam batas waktu tersebut, forum menetapkan opsi kedua, yakni menyerahkan mandat kepada jajaran Mustasyar PBNU untuk membentuk panitia muktamar yang bersifat netral. Pembentukan panitia ini dibatasi waktu paling lama satu hari setelah masa islah berakhir.
Opsi ketiga yang disepakati adalah penyelenggaraan Muktamar Luar Biasa (MLB). Langkah ini akan ditempuh apabila dua opsi sebelumnya tidak dapat dijalankan.
MLB direncanakan digelar sebelum keberangkatan kloter pertama jemaah haji Indonesia tahun 2026, dengan dukungan minimal 50 persen plus satu dari PWNU dan PCNU.
Sementara itu, Juru Bicara Musyawarah Kubro KH Abdul Muid Shohib menegaskan bahwa seluruh proses musyawarah dilakukan dengan menjunjung tinggi prinsip musyawarah mufakat, etika organisasi, serta nilai persaudaraan.
"Musyawarah ini adalah ikhtiar bersama untuk menjaga keutuhan jam’iyyah dan memastikan roda organisasi tetap berjalan sesuai khittah," kata Gus Muid.
Musyawarah Kubro ini dihadiri oleh sejumlah tokoh Mustasyar PBNU, di antaranya KH Anwar Manshur, KH Ma’ruf Amin, KH Said Aqil Sirodj, KH Nurul Huda Djazuli, KH Muhammad Nuh Addawami, dan KH Zaki Mubarok.
Hadir pula unsur Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU, pimpinan lembaga, badan otonom, pengasuh pesantren, serta perwakilan PWNU dan PCNU.
Menanggapi hasil musyawarah, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyatakan sikap menerima dan patuh terhadap keputusan forum. Ia menegaskan kesediaannya mengikuti arahan Musyawarah Kubro dan para Mustasyar PBNU.
"Saya taslim kepada apa yang telah disepakati oleh para hadirin dari PWNU dan PCNU seluruh Indonesia, serta tawjihat para Mustasyar," tegas Gus Yahya.
Ia juga menyampaikan bahwa dirinya telah mengirimkan pesan untuk meminta waktu bertemu dengan pihak terkait guna menindaklanjuti proses islah. Perkembangan upaya tersebut, menurutnya, akan dilaporkan sesuai dengan kesepakatan forum.
Musyawarah Kubro NU di Lirboyo ini juga sebagai bentuk komitmen Nahdlatul Ulama untuk mengedepankan musyawarah, kebijaksanaan, dan persatuan dalam menyelesaikan persoalan internal organisasi, dengan menjadikan islah sebagai prioritas utama dan MLB sebagai langkah terakhir. (*)
