Media Bukan Sekadar Pemberita! Kemlu dan IWO Bahas Peran Jurnalis dalam Diplomasi Global

12 November 2025 11:15 12 Nov 2025 11:15

Thumbnail Media Bukan Sekadar Pemberita! Kemlu dan IWO Bahas Peran Jurnalis dalam Diplomasi Global
Ketum dan Sekjen IWO, Dwi Cristiyanto (kiri) dan Sekjen IWO Telly Natalia (kanan) berfose bersama narasumber di acara Focus Grup Discussion Kemenlu.

KETIK, BREBES Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (Ditjen IDP) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Media as Soft Power Diplomacy” pada 10–11 November 2025 di Bandung, Jawa Barat.

Kegiatan ini menghadirkan perwakilan dari media, akademisi, dan pemerintah untuk membahas bagaimana peran media dapat memperkuat citra positif Indonesia di kancah internasional.

Direktur Jenderal IDP Kemlu, Heru Hartanto Subolo, menegaskan bahwa di era serba terhubung seperti sekarang, media nasional punya peran penting dalam menjalankan diplomasi berbasis soft power.

“Media nasional harus hadir sebagai sumber informasi yang kredibel sekaligus penyeimbang,” ujar Heru.

FGD ini digelar untuk membahas bagaimana media bisa berperan dalam memperkuat citra Indonesia di mata dunia sekaligus menangkal penyebaran misinformasi dan disinformasi.

Dari sisi media penyiaran publik, acara ini dihadiri oleh Kantor Berita Antara, RRI, TVRI, dan TVRI World. Sementara organisasi profesi wartawan turut diwakili oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Ikatan Wartawan Online (IWO).

Tak ketinggalan, sejumlah organisasi media juga hadir, seperti Asosiasi TV Swasta Indonesia, Persatuan Radio Swasta Nasional Indonesia (PRSNI), Asosiasi Televisi Lokal Indonesia, Ikatan Media Online (IMO), dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).

Selain itu, akademisi dan peneliti dari IPB, Litbang Kompas, Perhumas, serta platform generasi muda di bidang diplomasi SiPalingHI juga turut ambil bagian dalam diskusi ini.

Dalam FGD tersebut, Ikatan Wartawan Online (IWO) diwakili oleh Ketua Umum Dwi Christianto dan Sekretaris Jenderal Telly Nathalia. Keduanya aktif memberikan masukan terkait bagaimana media publik dan media sosial bisa berkolaborasi dalam memperkuat soft power diplomacy Indonesia.

Dwi Christianto menjelaskan, banyak anggota IWO yang juga merupakan pemilik media online, dan mereka telah membangun kerja sama yang solid antara pengurus dan anggota. Hasilnya, ekosistem media IWO mampu berfungsi sebagai aggregator berita yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).

‎"Saat menayangkan satu berita di ekosistem media online IWO, kami satu komando - kompak menaikkannya dalan 1 kurun waktu tertentu. Dengan teknik SEO dan keserempakan, maka isu soft power diplomacy terbaca algoritmanya,” kata Ketum IWO Dwi Christianto.

Sementara itu, Sekjen IWO Telly Nathalia menjelaskan bahwa organisasi jurnalis ini sebenarnya sudah aktif menjalankan diplomasi di tingkat global.

IWO kerap mewakili jurnalis Indonesia dalam berbagai forum internasional, seperti Astana Think Tank Forum 2025 di Kazakhstan dan ASEAN Media Forum 2025 di Malaysia, sekaligus membangun jejaring dengan perwakilan media dari berbagai negara sahabat.

Menurut Telly, keikutsertaan IWO dalam forum-forum tersebut menjadi bentuk nyata kontribusi jurnalis Indonesia dalam memperkuat soft power diplomacy.

‎“Dalam FDG ini kami berupaya mewarnai pandangan para peserta melalui pengalaman IWO dalam melakukan soft power diplomacy sebagai bagian dari nano power diplomacy, selain ikut berkontribusi pemikiran dalam pembuatan draft usulan FDG," ujarnya.

Tombol Google News

Tags:

Kemlu FGD Media Soft Power Diplomacy Indonesia Citra Bangsa IWO