Mahasiswa Unisma Bangun Perilaku Anti Perundungan pada Siswa SDN 2 Pandanajeng

5 September 2025 14:15 5 Sep 2025 14:15

Thumbnail Mahasiswa Unisma Bangun Perilaku Anti Perundungan pada Siswa SDN 2 Pandanajeng
Mahasiswa Unisma melaksanakan pengabdian di SDN 2 Pandanajeng, Malang. (Foto: Humas Unisma)

KETIK, MALANG – Mahasiswa Universitas Islam Malang (Unisma) yang tergabung dalam kelompok 16 Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) memberikan sosialisasi untuk membangun perilaku anti perundungan bagi siswa SDN 2 Pandanajeng, Tumpang, Kabupaten Malang.

Kegiatan yang dilakukan pada 25 Agustus 2025 itu bertujuan untuk membangun kesadaran siswa untuk saling menghormati dan menghentikan perundungan di sekolah. Afzal, Ketua Kelompok menjelaskan bahwa perundungan tidak hanya berupa kekerasan fisik, namun juga verbal, pemmgucilan, hingga perundungan melalui media sosial.

Dampak yang ditimbulkan terhadap korban perundungan pun cukup besar. Penjelasan diberikan kepada siswa dengan bahwa sederhana agar dapat semakin mudah dipahami.

“Kalau ada teman yang sering diejek atau dijauhi, lama-lama dia bisa merasa sendirian dan tidak mau masuk sekolah lagi. Ini bisa mengganggu belajarnya,” ujar Afzal.

Tak hanya menjelaskan secara teori, mahasiswa Unisma juga memperagakan simulais singkat untuk menunjukkan contoh perilaku bullying atau perundungan. Bahkan terdapat beberapa siswa yang menceritakan pengalamannya.

Seorang siswi kelas 3 mengaku sempat merasa sedih sebab sapaannya tak pernah dibalas oleh temannya. Ia merasa mereka tidak menganggapnya sebagai teman.

Sedangkan siswa yang lainnya juga berkeluh bahwa pernah mendapat tindak kekerasan berupa pemukulan dari temannya, meskipun ia merasa tidak memiliki salah. Ia pun hanya bisa diam dan tidak tahu harus berbuat apa.

Untuk menenangkan siswa, Wafir selaku koordinator kegiatan pun memberikan dukungan. Ia menjelaskan bahwa keputusan siswa untuk bercerita adalah sebuah tindakan yang berani.

“Contoh bullying itu bisa juga seperti tidak mau duduk sebangku dengan teman yang dianggap berbeda, mengejek fisik, atau menyebarkan cerita buruk tentang teman di grup chat. Kita harus berhenti melakukan hal-hal seperti itu,” jelas Wafir.

Kepala SDN Pandanajeng, Patimah turut mengapresiasi kegiatan yang dilakukan mahasiswa Unisma. Menurutnya para siswa masih membutuhkan banyak pemahaman dan ruang untuk menceritakan kondisi dan emosi mereka.

“Anak-anak butuh ruang untuk bercerita dan belajar memahami emosi. Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa UNISMA yang sudah hadir memberikan edukasi penting ini,” ujarnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

SDN 2 Pandanajeng UNISMA Mahasiswa Unisma Anti Perundungan