KETIK, ACEH BARAT DAYA – Ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Provinsi Aceh, dipastikan dalam kondisi aman selama masa bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah dalam provinsi paling ujung Pulau Sumatera.
Meski sempat terjadi antrean panjang di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), situasi tersebut bukan disebabkan oleh kelangkaan pasokan, melainkan meningkatnya kebutuhan masyarakat di tengah kondisi darurat.
Adapun SPBU di Kabupaten Abdya yaitu SPBU Keude Paya di Kecamatan Blangpidie, SPBU Pante Pirak di Kecamatan Susoh, serta SPBU Pante Cermin di Kecamatan Babahrot.
Manager SPBU Keude Paya, Blangpidie, Hanafiah, menjelaskan, lonjakan antrean terjadi karena kepanikan masyarakat serta meningkatnya penggunaan BBM, khususnya untuk mengoperasikan genset akibat pemadaman listrik selama banjir.
“Secara pasokan, BBM dalam kondisi normal seperti hari-hari biasa. Antrean panjang terjadi karena masyarakat panik dan kebutuhan BBM untuk genset meningkat selama listrik padam,” ujar Hanafiah, Rabu, 17 Desember 2025.
Ia merinci, distribusi BBM di SPBU Keude Paya berjalan stabil setiap hari. Untuk Pertalite, pasokan mencapai 16 ton per hari, sedangkan Pertamax sebanyak 8 ton per hari. Sementara itu, Bio Solar disalurkan sebanyak 16 ton per hari dan Dexlite 8 ton per hari. Seluruh jenis BBM tersebut masuk secara rutin tanpa kendala distribusi.
"Saat ini, kita membatasi jumlah pembelian sesuai dengan surat edaran. Pertalite untuk kendaraan roda dua dan roda tiga maksimal Rp30 ribu. Pertalite untuk kendaraan roda empat maksimal Rp200 ribu. Bio Solar untuk kendaraan roda empat maksimal Rp200 ribu. Sedangkan Bio Solar untuk kendaraan roda enam atau lebih maksimal Rp400 ribu," jelas Hanafiah.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat selama masa bencana, pihak SPBU Keude Paya juga menerapkan kebijakan khusus penjualan BBM menggunakan jeriken. Bahkan, SPBU ini juga melayani warga hingga pukul 03.00 dinihari.
Untuk BBM jenis Pertamax, diperbolehkan dijual menggunakan jeriken dengan batasan maksimal 20 liter per pembelian, sedangkan Dexlite dapat dibeli menggunakan jeriken tanpa batasan jumlah.
“Kebijakan ini kami terapkan untuk membantu masyarakat, khususnya yang membutuhkan BBM untuk keperluan darurat seperti genset, namun tetap menjaga agar distribusi tetap merata,” sebutnya.
Hanafiah menegaskan, seluruh kebijakan tersebut dijalankan sesuai dengan surat edaran Bupati Abdya terkait pengaturan penyaluran BBM selama masa tanggap bencana.
“Kami patuh dan menjalankan instruksi sesuai surat edaran Bupati Abdya, agar penyaluran BBM tetap tertib, aman, dan tepat sasaran selama masa bencana,” katanya.
Dengan pasokan yang terjaga dan distribusi yang berjalan sesuai aturan, pihak SPBU berharap masyarakat tetap tenang dan membeli BBM sesuai kebutuhan. Hal ini dinilai penting agar tidak terjadi penumpukan antrean dan seluruh warga dapat terlayani dengan baik selama masa pemulihan pascabanjir.
“Alhamdulillah sekarang antrean sudah berkurang, mungkin juga disebabkan karena listrik di Abdya sudah mulai normal,” pungkas Hanafiah. (*)
