KETIK, SURABAYA – Mahasiswa Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Manukan Kulon, Surabaya.
Kegiatan yang berlangsung di RW 03, Kecamatan Tandes ini bertajuk “Spiritual Group Therapy (SGT) sebagai Bentuk Strategi Peningkatan Kemandirian, Kesehatan Psikologis, dan Kesejahteraan Spiritual Lansia”.
Kegiatan ini diketuai Siti Nur Hasina dengan sasaran penderita Diabetes Mellitus (DM). Warga yang mengikuti kegiatan SGT adalah anggota Senam Terapi Lien Tien Kung yang dipimpin H. Hasan Waluyo.
“Agenda utama kegiatan ini meliputi pemeriksaan kadar gula darah dan asam urat secara gratis, serta senam bersama yang dirancang khusus untuk lansia,” ujar Siti Nur Hasina, Minggu, 10 Agustus 2025.
Kegiatan SGT tidak hanya bertujuan memantau kondisi kesehatan fisik secara rutin, tetapi juga membangun kemandirian lansia dalam mengelola kesehatannya. Termasuk meningkatkan kesehatan psikologis dan kesejahteraan spiritual.
Menurut Hasina, DM tipe 2 adalah kondisi kronis yang rentan dialami lansia. Risiko komplikasi serius mengancam jika tidak dikelola dengan baik. Seperti kerusakan saraf, penyakit jantung, gagal ginjal, dan gangguan fungsi tubuh lain.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terbaru, prevalensi Diabetes Mellitus di Kota Surabaya sebesar sekitar 3,4 persen. Jumlah ini pada seluruh kelompok umur menurut diagnosis dokter.
Prevalensi ini menempatkan Surabaya sebagai salah satu kota dengan jumlah penderita diabetes tertinggi di Provinsi Jawa Timur. Di provinsi ini juga berada di peringkat kelima provinsi lain dengan prevalensi diabetes yang relatif tinggi di Indonesia.
Angka 3,4 persen tersebut jika dikaitkan dengan populasi Surabaya yang besar menunjukkan adanya ribuan lansia penderita diabetes tipe 2 yang sangat membutuhkan perhatian kesehatan, baik dari segi medis maupun dukungan psikologis dan spiritual.
Penanganan intensif dan monitoring kadar gula darah secara berkala sangat penting untuk mencegah komplikasi yang dapat menurunkan kualitas hidup lansia. Penyakit ini juga erat kaitannya dengan stres dan kondisi psikologis yang memerlukan pendekatan holistik, salah satunya lewat SGT.
Sujono, 68 tahun, warga Manukan Kulon mengakui setelah mengikuti pemeriksaan dan senam bersama, termotivasi untuk hidup sehat.
“Terapi spiritual di kelompok SGT memberikan ketenangan hati dan semangat baru untuk mengelola diabetes saya secara mandiri,” kata Sujono.
Melalui kombinasi pemeriksaan kesehatan, aktivitas fisik bersama, dan terapi spiritual yang berkelanjutan, program SGT diharapkan mampu meningkatkan kemandirian lansia dalam menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. (*)