Lebih Menguntungkan dari Tebu, Pisang Cavendish Bisa Hasilkan Rp160 Juta Per Hektare

23 September 2025 18:45 23 Sep 2025 18:45

Thumbnail Lebih Menguntungkan dari Tebu, Pisang Cavendish Bisa Hasilkan Rp160 Juta Per Hektare
Kegiatan Bupati Lumajang bersama petani pisang cavendish (Foto: Jamaludin for Ketik)

KETIK, LUMAJANG – Walau belum seluas tanaman tebu, namun tanaman pisang cavendish di Lumajang mulai dilirik petani untuk dibudidayakan.

Hal ini terjadi, karena budidaya pisang canvendish perhektarnya bisa dua kali lipat dibandingkan dengan hasil tanaman tebu, yang saat ini masih menjadi primadona petani di Lumajang.

M. Jamaludin, salah satu pelopor budidaya pisang cavendish di Lumajang menyebut, untuk satu hektar tanaman pisang Cavendish bisa menghasilkan keuntungan sampai Rp juta dalam sekali panen.

“Kalau menurut saya lebih menguntungkan pisang cavendish karena dengan harga Rp4.500 perkilogram, dalam satu hektar bisa menghasilkan sampai Rp160 juta untuk sekali panen,” kata M. Jamaludin.

Dikatakan, permintaan pisang cavendish sampai saat ini masih sangat besar. Di Lumajang saat ini diperkirakan baru ada 120 ribu tanaman pisang cavendish, jumlah itu sangat jauh dibandingkan dengan kebutuhan jenis pisang ini di pasaran.

“Selama ini kita mensupport pisang cavendish hanya untuk pasar lokal saja, paling jauh ke Bali. Selebihnya hanya untuk keperluan beberapa kota di Jawa Timur seperti Sidoarjo dan sebagian kita support untuk memenuhi permintaan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG),” kata Jamaludin.

Foto Jamaludin, bersama Bupati Lumajang dalam acara penyerahan bantuan alat pertanian hari ini (Foto : Abdul Fatah/Ketik)Jamaludin bersama Bupati Lumajang dalam acara penyerahan bantuan alat pertanian, Selasa, 23 September 2025 (Foto: Abdul Fatah/Ketik)

Jamaludin yang juga Ketua HKTI Lumajang kepada media ini mengatakan, saat ini dirinya memiliki sekitar 20 ribu tanaman pisang cavendish.

Sementara yang lain berada di sejumlah kecamatan di Lumajang, seperti KecamatanTempeh, Kunir, Jatiroto, Rowokangkung dan sebagian Randuagung.

“Kita terus melakukan sosialialisai untuk perluasan tanaman ini kepada petani, karena perawatannya relatif mudah setelah petani mendapatkan pelatihan tanaman ini,” jelas Jamaludin.

Dijelaskan pula, ancaman satu-satunya adalah virus yang sering menganggu tanaman pisang. Jika petani tidak bisa menangani, virus ini bisa menyebar ke tanaman lainnya.

“Ada caranya, petani kita sudah terampil untuk menangani virus ini sehingga tidak bisa meluas ke tanaman lainnya. Itu saja gangguannya dan selama ini bisa diatasi dengan baik oleh petani kita,” ujar Jamaludin.

Jamaludin juga mengatakan, perluasan tanaman pisang Cavendish atau jenis pisang lainnya memang sangat diharapkan disambut para petani Lumajang, agar Lumajang bisa sesuai dengan namanya sebagai kota pisang.

“Kita ingin mengangkat pertanian pisang ini, karena selama ini Lumajang memang disebut sebagai kota pisang. Sayangnya sampai sekarang masih banyak yang penanamannya masih secara tradisional dan bukan merupakan tanaman pokok,” urainya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Pisang cavendish M. Jamaludin HKTI Lumajang