KETIK, BATU – Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), pusat oleh-oleh Buah Tangan yang berada di Jl. Ir Soekarno, Mojorejo, Kota Batu mulai melakukan sejumlah penyesuaian, baik dari sisi stok produk, strategi promosi, hingga pengawasan kualitas barang.
Manager Marketing Buah Tangan, Dimas Didik Sulistiyo, mengungkapkan bahwa pola kunjungan wisatawan mulai bergeser. Jika sebelumnya didominasi rombongan besar menggunakan bus pariwisata, kini kunjungan lebih banyak berasal dari kelompok keluarga dengan kendaraan pribadi.
“Terlihat ada pergeseran karakter pengunjung. Rombongan bus mulai berkurang dan berganti wisatawan keluarga yang datang menggunakan mobil kecil atau medium, terutama saat mendekati Natal dan Tahun Baru,” ujarnya, Senin, 22 Desember 2025.
Perubahan tersebut turut memengaruhi strategi pengelolaan stok. Untuk memastikan ketersediaan produk selama masa libur panjang, pihaknya telah melakukan pemesanan besar kepada para pemasok sejak satu bulan sebelumnya.
“Setiap menjelang long weekend, apalagi Nataru, kami selalu melakukan pemesanan lebih awal. Stok gudang kami isi penuh, khususnya untuk produk fast moving seperti keripik buah,” jelasnya.
Menurutnya, ketersediaan stok yang melimpah juga berpengaruh terhadap minat belanja konsumen. Rak yang terisi penuh dan produk yang beragam dinilai mampu meningkatkan daya tarik pengunjung.
“Secara psikologis, rak yang terlihat penuh dan variatif membuat minat belanja lebih tinggi. Tim kami juga sigap melakukan mutasi barang dari gudang ke toko setiap kali ada lonjakan kunjungan,” katanya.
Terkait kondisi pasokan bahan baku, ia mengakui sejumlah produsen sempat mengeluhkan keterbatasan bahan, terutama apel di Kota Batu yang akhir-akhir ini mengalami penurunan produksi. Meski demikian, pihaknya menegaskan kualitas produk tetap menjadi prioritas utama.
“Kami sudah mewanti-wanti agar kualitas dan gramasi tidak berubah. Jika ada produk yang tidak sesuai standar, kami lakukan quality control secara acak. Mulai dari jumlah hingga mutu, semuanya kami periksa,” tegasnya.
Ia menambahkan, penyesuaian harga sempat terjadi akibat kenaikan biaya produksi di tingkat pemasok. Namun hingga saat ini, harga produk di toko masih relatif stabil.
Dari sisi promosi, Buah Tangan juga menyesuaikan pendekatan pemasaran. Perubahan karakter pengunjung mendorong penguatan promosi digital melalui media sosial.
“Kalau pengunjungnya keluarga, promosi kami fokuskan ke media sosial. Setiap hari kami aktif melakukan live di TikTok untuk mengenalkan produk, termasuk pie susu dan produk unggulan lainnya,” ungkapnya.
Selain produk unggulan, inovasi juga terus dilakukan untuk menghadirkan diferensiasi. Salah satunya melalui pengembangan keripik singkong rasa pecel yang terinspirasi dari kuliner khas Jawa Timur.
“Kami ingin menghadirkan rasa yang berbeda. Pecel itu identitas kuliner khas, lalu kami coba kemas dalam bentuk keripik. Responsnya cukup positif, bahkan ada yang bilang enak dimakan dengan nasi hangat,” ujarnya.
Dengan mengusung tagline “Pemberian Terbaik”, Buah Tangan memastikan seluruh produk yang dijual telah melalui proses kurasi ketat, mulai dari rasa, kemasan, hingga gramasi.
“Total ada sekitar 2.000 item, mulai makanan, minuman, hingga aksesori. Meski toko kami tidak terbesar, kami sangat selektif. Kami ingin konsumen yakin bahwa oleh-oleh yang dibawa pulang benar-benar berkualitas,” pungkasnya. (*)
