Aktivis Lumajang Ahmad Nurhuda: Batu-Batu Besar Limbah Tambang Pasir Harus Diarahkan Jadi Penguat Tanggul

12 Desember 2025 08:16 12 Des 2025 08:16

Thumbnail Aktivis Lumajang Ahmad Nurhuda: Batu-Batu Besar Limbah Tambang Pasir Harus Diarahkan Jadi Penguat Tanggul
Ahmad Nur Huda, Ketua LSM Penegak Demorasi dan Keadilan Rakyat (Pendekar) Lumajang. (Foto: Abdul Fatah/Ketik.com)

KETIK, LUMAJANG – Limbah dari tambang pasir di Lumajang berupa batu-batu besar, seharusnya juga diarahkan cara menempatkannya, agar batu-batu besar itu bisa menjadi penguat tanggul, sehingga badan sungai tetap kokoh walau ada banjir bandang dari lereng Semeru.

Hal ini disampaikan Ketua LSM Penegak Demokrasi dan Keadilan Rakyat (Pendekar) Lumajang Ahmad Nurhuda, terkait limbah tambang pasir yang selama ini terkesan ada pembiaran.

Menurut pria gondrong yang akrab dipanggil Gus Mamak, Pemkab Lumajang sebagai pemangku kebijakan di Kabupaten Lumajang harus selalu melakukan pengawasan terhadap praktik tambang di Lumajang, sehingga tetap ramah lingkungan dan aman bagi warga sekitar.

"Jangan hanya dilihat dari sisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) saja, setiap aktivitas tambang pasti ada dampak kepada masyarakat, sehingga pengawasan itu sangat penting," kata Gus Mamak.

Menurut Gus Mamak, aktivitas tambang Galian C di Lumajang, yang bahan tambangnya berasal dari lereng Semeru, sebenarnya ditujukan untuk mengurarangi endapan pasir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Semeru, sehingga DAS tersebut tidak penuh dengan pasir.

"Pemerintah itu bertujuan kesana sebenarnya. Jadi aktivitas tambang itu maksudhnya biar material Semeru itu bisa digali, bentuknya adalah izin usaha tambang yang kemudian secara positiv bisa mengurangi pendangkalan sungai dari aliran pasir Semeru," kata Gus Mamak.

Oleh karena itu, masih kata Gus Mamak, penambang tidak bisa seenaknya menambang, ada sejumlah aturan yang mengikat. Termasuk didalamnya menyangkut keselamatan tanggul-tanggul itu.

"Yang terjadi di Lumajang sebaliknya, justru banyak yang menambang di dekat area tanggul, sehingga tanggul-tanggul itu rawan jebol. Ini membahayakan bagi warga sekitar lokasi tambang," terang Gus Mamak.

Gus Mamak kemudian menyebut banjir di Sumberlangsep dan Dusun Renteng beberapa waktu lalu.

"Ini harus jadi pengalaman buat kita semua. Jangan hanya mau dengan pasirnya, limbahnya juga harus melalui tata kelola yang benar. Tambang itu penting, keselamatan warga juga penting," tegasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

limbah tambang tambang ramah lingkungan LSM Pendekar berita lumajang hari ini