KETIK, TULUNGAGUNG – Puluhan group sanggar seni Tayub dari beberapa Desa di wilayah Tulungagung ikut memeriahkan Festival Langen Beksan bertempat di GOR Lembu Peteng, Senin Malam, 10 November 2025.
Sebuah ajang bergengsi yang mengangkat kembali seni tari Tayub, warisan budaya Jawa yang kaya makna ini dalam rangka menyambut Hari Jadi Kabupaten Tulungagung ke - 820.
Festival berlangsung sehari ini menjadi bukti nyata komitmen masyarakat dan pemerintah daerah dalam menjaga serta memperkenalkan seni tradisional kepada generasi muda.
Langen Beksan, yang secara harfiah berarti "tarian indah," merupakan bentuk kesenian Tayub yang telah diolah dan dibersihkan dari stigma negatif masa lalu, kini menjelma menjadi pertunjukan tari klasik yang elegan dan penuh filosofi.
Festival tahun ini diikuti oleh 12 grup kesenian Langen Beksan dari berbagai penjuru wilayah. Mereka menampilkan beragam variasi beksan (tarian) dengan iringan gending-gending Jawa yang syahdu dan memukau.
Para Waranggana (penari Tayub) menunjukkan keahlian menari yang luwes dan penuh penghayatan, berinteraksi dengan para penonton yang dikenal sebagai Pengibing dalam sesi Beksan Bersama.
Acara tersebut turut dihadiri Wakil Bupati Tulungagung, Ahmad Baharudin, Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Guntur Wahono, Ketua DPRD Tulungagung, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tulungagung, Juri dan peserta Festival, serta masyarakat Kabupaten Tulungagung.
Apresiasi dari Pemerintah Daerah
Wakil Bupati Tulungagung H. Ahmad Baharudin saat menghadiri kegiatan tersebut mengatakan, festival ini bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga ruang pendidikan kultural.
"Langen Beksan adalah tarian luhur yang mengajarkan keselarasan, tata krama, dan keguyuban," ujarnya .
Pemerintah daerah sangat mengapresiasi terhadap penyelenggaraan festival ini. Ia menekankan bahwa kebudayaan adalah salah satu pilar penting dalam pembangunan daerah.
"Di tengah derasnya arus modernisasi, seni tradisional seperti Langen Beksan harus terus menari di antara waktu", tambahnya
"Pemerintah daerah akan terus mendukung setiap inisiatif yang bertujuan melestarikan warisan leluhur kita. Harapannya, Tayub tidak hanya digandrungi oleh generasi tua, tetapi juga disukai oleh generasi milenial," tutur Wabup.
Disela-sela Festival berlangsung, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Guntur Wahono asal partai lambang Banteng ini memberikan dana apresiasi kepada 5 peserta dengan kategori peserta dengan usia yang paling tua.
Guntur Wahono menyampaikan bahwa, ia sangat mengapresiasi atas antusias dan semangatnya peserta yang sudah berusaha tua.
"Ini suatu pelajaran bagi generasi muda, tentang nilai ketekunannya, konsistensinya dan semangatnya demi lestarinya budaya leluhur." tegasnya.
Masih menurut Guntur, Ini menjadi daya tarik bagi mahasiswa, pelajar, dan pecinta seni untuk lebih dekat dengan kesenian yang mengandung nilai-nilai historis dan etika Jawa.
"Harapan saya, semoga kesenian Langen Beksan ini jangan sampai punah, dan akan terus ada dan tambah semakin maju," tutupnya.
Festival Langen Beksan ini ditutup dengan penampilan kolosal yang melibatkan ratusan penari dan sinden, menciptakan pemandangan yang spektakuler dan emosional.
Keberhasilan acara ini menandai Langen Beksan sebagai warisan budaya yang tak lekang oleh waktu, siap menyapa masa depan dengan akar yang kuat. (*)
