KETIK, SURABAYA – Sudah menginjak penghujung tahun 2025, bulan Desember biasanya dipenuhi dengan kebahagiaan karena akan menyambut liburan tahun baru.
Namun, bagi sebagian orang, bulan ini justru terasa panjang dan sepi. “It’s been a long, lonely December,” begitu penggalan lagu December karya Neck Deep yang memiliki makna mendalam mengenai rasa penyesalan dan kehilangan yang terjadi tepat di bulan Desember.
Lagu ini menjadi curahan hati “aku” yang mengalami patah hati karena hubungannya berakhir di pertengahan Desember.
Salah satu lirik ikonik dari lagu ini adalah: “Pain is never permanent, but tonight it's killing me.”
Ia berusaha merelakan mantannya pergi dan bahkan mendoakan yang terbaik untuk masa depan sang mantan, meski bersama orang lain.
Lirik seperti “I hope you get your ballroom floor / Your perfect house with rose red doors” menunjukkan keikhlasan meski berat.
Nada penyesalan juga sangat kuat terasa, terkait kesalahan yang dibuat di masa lalu meski tidak disengaja. “Aku” berharap pernah tahu bahwa “less is more” sebelum semuanya terlambat, namun terlalu sibuk mabuk hingga pingsan: “I wish I'd known that less is more, But I was passed out on the floor”.
Perasaan dilupakan sepenuhnya oleh sang mantan juga tersirat dalam lirik: “Cast me aside to show yourself in a better light”, yang menunjukkan bagaimana sang mantan melanjutkan hidupnya dengan mudah untuk menampilkan diri dalam “cahaya” yang lebih baik.
Meski menderita, lagu ini tetap menyimpan pelajaran yang dapat diambil dari pengalaman setahun menjalin hubungan.
Secara keseluruhan, December adalah lagu pop-punk akustik yang mengungkapkan kesedihan, nostalgia, dan proses penyembuhan yang sulit setelah putus cinta, khususnya ketika momen tersebut terjadi di suasana akhir tahun yang dingin dan sepi.
Dirilis pada tahun 2015, December menjadi salah satu lagu paling sukses dari Neck Deep.
Ben Barlow, vokalis Neck Deep, mengatakan bahwa lagu ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya dengan mantan pacar yang benar-benar mengkhianatinya dan meninggalkannya sendiri.
“Hubungan itu, sebuah pandangan apatis tentang bagaimana semuanya terjadi, di mana aku pada dasarnya menyalahkan diriku sendiri,” ujarnya.
