KETIK, BATU – Studio MataHati Ceramics bukan hanya tempat pameran keramik, melainkan juga destinasi wisata edukatif yang diminati wisatawan domestik dan internasional. Hal ini terbukti dari jumlah kunjungan yang telah mencapai lebih dari 700 orang pada minggu kedua bulan ini.
Bahkan, studio yang berlokasi di Perumahan Wastu Asri, Blok DD Nomor 6-8, Kelurahan Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, menjadi salah satu tujuan utama wisatawan dan mahasiswa seni sebelum berkunjung ke Gunung Bromo dan Bali.
Wali Kota Batu Nurochman bersama Wakil Wali Kota Heli Suyanto berkesempatan mengunjungi Studio MataHati Ceramics, Minggu, 13 Juli 2025.
"Pemerintah Kota Batu memberikan apresiasi tinggi atas kontribusi Studio MataHati Ceramics dalam memperkenalkan seni dan budaya lokal ke kancah internasional," kata Wali Kota Batu Nurochman.
Menurut Nurochman, kunjungan ini menjadi bentuk nyata dukungan Pemerintah Kota Batu terhadap pelaku UMKM lokal yang berkontribusi dalam membangun citra positif Kota Batu sebagai kota kreatif dan berbudaya.
"Melalui kunjungan ini, kami berharap lebih banyak UMKM lokal terinspirasi untuk terus berinovasi, berkarya, dan membawa nama baik Kota Batu ke panggung dunia," ujarnya.
Founder MataHati Ceramics, Muchlis Arif, menjelaskan bahwa tempat yang menjadi destinasi wisata edukasi seni pembuatan keramik itu tetap menerima kunjungan, meskipun hanya ada satu pengunjung yang datang. Menurutnya, studio tersebut lebih banyak didatangi oleh tamu perorangan.
"Satu orang pun kami terima, karena memang tamu membutuhkan tempat yang damai dan kontemplatif," ujarnya.
Menurut Muchlis, belajar membuat keramik memiliki manfaat tersendiri. Ia menjelaskan, keramik adalah sebuah media yang bila dikaitkan dengan pelajaran hidup, menjadi gambaran kehidupan manusia. Oleh karena itu, menurutnya, wisatawan akan menemukan fase-fase kehidupan yang tercermin di dalam keramik itu.
"Semakin sulit membuat keramik, akan semakin menarik. Oleh karena itu membuat keramik butuh konsentrasi dan Kontemplasi,” imbuhnya.
Studio MataHati Ceramics dapat menjadi ruang terbuka kreatif bagi berbagai komunitas dan ekosistem seni. Sejumlah acara kreatif pun sudah pernah diselenggarakan di tempat ini. Pengunjungnya bahkan telah datang dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan Myanmar.
"Kebanyakan mereka tahu studio saya ini dari media sosial. saat saya tanya, mereka rata-rata menjawab dari TikTok," ujarnya.(*)