KETIK, KEDIRI – Pemerintah Kota Kediri meningkatkan kesiapsiagaan di tengah ketidakpastian kondisi cuaca. Kesiapsiagaan itu sebagai langkah mitigasi untuk meminimalisir potensi bencana dampak cuaca ekstrem.
Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah Kota Kediri menggelar apel gelar peralatan dan simulasi bencana banjir di Taman Brantas Kota Kediri, Kamis, 27 November.
Kegiatan ini untuk memastikan seluruh personel, peralatan, dan sistem respon cepat di Kota Kediri benar-benar siap menghadapi potensi cuaca ekstrem serta bencana banjir.
Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati menyebut, apel kesiapsiagaan bukan sekedar formalitas, melainkan membangun komitmen bersama bahwa keselamatan masyarakat tidak dapat ditawar.
"Kehadiran bapak-ibu di sini menunjukkan bahwa Kota Kediri tidak berjalan sendiri. Kita satu barisan, kita satu komando, kita satu tujuan, menjadikan Kota Kediri sebagai kota yang aman, nyaman, dan tangguh bencana," kata Mbak Wali.
Mbak Wali mengungkapkan menurut BMKG musim hujan tahun ini dan tahun depan diprediksi memiliki intensitas tinggi dengan curah hujan mencapai 1.000–1.500 mm.
Selain itu, surat edaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur menegaskan Kota Kediri termasuk kawasan padat penduduk di sekitar daerah aliran sungai.
Berdasarkan data tersebut, diprediksi terdapat potensi ancaman bencana yang timbul akibat curah hujan, salah satunya banjir. Mbak Wali menegaskan jika fakta itu tidak boleh diabaikan.
Ia menyebut bencana memang tidak bisa dicegah, tetapi dampaknya bisa dikurangi dengan kesiapsiagaan.
"Ini adalah bentuk nyata dari kesiapsiagaan kita. Baik dalam mengukur kekuatan, meningkatkan koordinasi, serta memastikan bahwa seluruh personel dan peralatan siap digunakan kapan pun dibutuhkan," imbuhnya.
Pada kesempatan itu Mbak Wali menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada BPBD Provinsi Jawa Timur yang memberikan bantuan peralatan dan logistik pendukung pertolongan korban bencana. Serta bantuan bibit pohon bagi Kota Kediri.
Kota Kediri menerima 5 unit pompa air, 36 pasang sepatu boots, 200 paket perlengkapan makan, 200 paket kids wear, 2000 lembar karung plastik, dan 1 unit perahu karet. Ada pula 50 bibit buah alpukat, 50 bibit buah durian, 50 bibit buah jambu air, dan 50 bibit buah kelengkeng.
Mbak Wali mengatakan, dukungan ini bukan hanya memperkuat kesiapsiagaan Kota Kediri menghadapi kondisi darurat. Tetapi juga menjadi pengingat bahwa mitigasi risiko bencana harus berjalan seiring dengan upaya menjaga lingkungan, menambah tutupan hijau, dan memulihkan ekosistem kota.
"Bantuan tersebut akan kita terima bersama dengan penuh tanggung jawab. Akan kita gunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, wali kota termuda ini juga menekankan beberapa poin terkait kondisi musim penghujan yang telah memasuki intensitas tinggi. Pertama, siaga dini dan respons cepat. Hal ini harus menjadi budaya kerja BPBD, OPD, TNI-Polri, dan seluruh relawan.
Kedua, koordinasi lintas sektor tidak boleh terputus. Seluruh stakeholder harus satu barisan dalam menghadapi potensi bencana. Ketiga, pencegahan dan edukasi warga tetap menjadi prioritas.
Dari membersihkan drainase, patroli sungai, hingga peningkatan kesadaran masyarakat berbasis kampung siaga bencana. Keempat, penguatan lingkungan. Termasuk penanaman pohon hari ini, adalah bagian penting dari mitigasi jangka panjang.
"Alat yang canggih tidak ada artinya tanpa manusia yang sigap. Koordinasi yang lengkap tidak berarti tanpa kepekaan. Dan keselamatan warga adalah tanggung jawab yang harus kita usung bersama," pungkasnya.(*)
