Kiprah olahraga Trenggalek mengalami penurunan secara drastis. Selain kontingen Trenggalek berada di dasar klasemen perolehan medali Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2025, pun demikian dengan tim sepak bola yang absen pada perhelatan Liga 4 Jawa Timur.
Kondisi ini tentu menarik untuk diulas karena mempengaruhi perkembangan olahraga di Trenggalek. Ketik.com akan mengulas momen-momen merosotnya olahraga sepanjang tahun ini.
1. Kontingen Trenggalek Berada di Dasar Klasemen Porprov 2025
Pada Porprov 2025, Trenggalek berada pada peringkat ke-38 dalam daftar perolehan medali alias nomor buncit. Medali yang didapat masing-masing 3 emas, 3 perak, dan 3 perunggu dengan total poin 22.
Capaian ini tentu menjadi alarm bahaya untuk kelangsungan olahraga di Trenggalek. Tak terkecuali menjadi tamparan bagi KONI setempat. Tak hanya karena dianggap gagal mendongkrak prestasi, tapi juga gagal membawa nama harum daerah di level regional.
Padahal, sejatinya talenta-talenta berbakat atau atlit-atlit Trenggalek selalu menjadi tulang punggung Jawa Timur ataupun Indonesia. Seperti cabang olahraga Senam dan Pencak Silat. Sehingga ini harus menjadi catatan untuk Porprov berikutnya.
Tak bisa dipungkiri ini harus menjadi bahan evaluasi secara menyeluruh, mulai dari sistem pembinaan, tata kelola atlit, serta pengembangan peningkatan prestasi atlit. Karena, beberapa kabupaten tetangga yang notabenenya tidak lebih baik mampu memperoleh medali melebihi Trenggalek.
Jika melihat talenta-talenta berbakat yang ada, masuk diperingkat papan tengah bukanlah hal yang berlebihan atau sangat mungkin dan bukanlah hal yang mustahil.
Tentu ini akan menjadi pekerjaan rumah bersama. Mulai dari KONI sebagai induk cabang olahraga, Pemkab, dan semua pihak yang merasa peduli akan prestasi olahraga.
Setidaknya, pemilihan Ketua KONI Januari mendatang bisa dijadikan daya ungkit untuk mencari benang merah atas terpuruknya Trenggalek di Porprov beberapa bulan yang lalu.
2. Trenggalek Tanpa Wakil di Liga 4 Jawa Timur 2025
Tak tampilnya klub dari Trenggalek pada liga amatir atau Liga 4 tentu sangat mengecewakan masyarakat, khususnya suporter fanatik. Betapa tidak, Trenggalek pernah punya klub, yakni Persiga yang berhasil mencatatkan diri sebagai Juara Divisi III Nasional 2013 dan Juara Liga 3 Jawa Timur 2018.
Capaian ini bukan perkara mudah. Apalagi lawan-lawan yang dihadapi merupakan tim-tim kuat di wilayah Mataraman. Keberhasilan tersebut menjadikan Persiga sebagai kekuatan baru sekaligus kuda hitam di wilayah Mataraman.
Tak berhenti sampai di situ, pemain Persiga laris manis dipinang klub-klub elit, termasuk satu pemain yang ikut seleksi Timnas Asian Games Seoul.
Tidak tampilnya klub Trenggalek di Liga 4 2025 semakin menambah duka mendalam setelah cabor-cabor lain juga mengalami kemunduran. Ini perlu menjadi renungan bersama para elit sepak bola di Trenggalek. Ekstremnya, apa kata dunia Trenggalek tanpa wakil di Liga 4.
*) Agus Riyanto merupakan Kepala Biro Ketik.com Trenggalek
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Ketentuan pengiriman naskah opini:
- Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.com
- Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
- Panjang naskah maksimal 800 kata
- Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
- Hak muat redaksi.(*)
