Keturunan ke-7 Masih Simpan Dua Pusaka Kanjeng Jimat Pacitan, Begini Cerita Menerimanya

25 Oktober 2025 09:13 25 Okt 2025 09:13

Thumbnail Keturunan ke-7 Masih Simpan Dua Pusaka Kanjeng Jimat Pacitan, Begini Cerita Menerimanya
Dua pusaka peninggalan Kanjeng Jimat yang disimpan keturunannya di rumah, Jumat, 24 Oktober 2025. (Foto: Al Ahmadi/Ketik)

KETIK, PACITAN – Dua pusaka peninggalan tokoh penyebar Islam di Pacitan, Kanjeng Jimat, hingga kini masih terjaga dengan baik di tangan keturunannya.

Sebutan Kanjeng Jimat sendiri disematkan karena perannya sebagai penjaga benda-benda keramat di masa lampau.

Sosok yang diyakini bernama asli Joyoniman itu dikenal luas sebagai penyebar Islam di Pacitan dan juga tokoh pemimpin.

Keturunan ke-7 Kanjeng Jimat, H. Budi Harisantoso, mengungkapkan bahwa berdasarkan catatan sejarah, Joyoniman memang pernah memimpin Pacitan sebagai kepala daerah.

“Sebenarnya dari catatan sejarah, beliau dikenal sempat memimpin Pacitan sebagai Bupati Pacitan,” ujar Budi, Sabtu, 25 Oktober 2025.

Nama Kanjeng Jimat tercantum dalam daftar resmi bupati Pacitan, pun sangat dikenal masyarakat luas.

Makamnya di Puncak Giri Sampoerna, Dusun Kebonredi, Desa Tanjungsari, Pacitan, menjadi tujuan peziarah dari berbagai daerah bahkan hingga luar negeri.

“Simbah dikenal luas, dihormati banyak orang. Banyak juga yang ingin tahu sejarahnya,” tuturnya.

Sementara itu, diantara peninggalannya, terdapat dua pusaka peninggalan Kanjeng Jimat berupa tombak dan keris kini masih disimpan oleh keturunannya itu.

Budi mengaku, proses memperoleh pusaka tersebut berlangsung tidak biasa.

“Awal dapatnya, saya dulu dimimpikan mau dikasih senjata. Akhirnya saya naik ke Makam Simbah,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai Kepala UPT Pengelolaan Jalan dan Jembatan (PJJ) Pacitan Dinas PU Bina Marga Jatim itu.

Menurut Budi, kejadian tersebut benar-benar nyata dan disaksikan oleh dia dan banyak orang.

“Serius, yang ikut waktu itu juga banyak. Itu yang mengambil saya sama almarhum kyai saya, Pak Abdul Hamid dari Gresik. Ya itu, kita wirid-i akhirnya keluar ada yang jatuh di area makam,” kisahnya.

Meski tidak ada pesan khusus yang disampaikan terkait pusaka itu, Budi menegaskan dirinya hanya berkewajiban untuk menjaga dan merawatnya.

“Ya hanya koleksi saja, cuma dijaga,” ujarnya.

Diketahui, lokasi pengambilan pusaka itu berada di bangunan makam Kanjeng Jimat berukuran sekitar 5x5 meter, berdiri di atas puncak bukit berhawa sejuk dan dikelilingi pepohonan rindang.

Untuk mencapai lokasi, peziarah harus menaiki sekitar 180 anak tangga. Di sekitar area makam juga terdapat surau kecil yang biasa digunakan untuk beribadah para peziarah.(*)

Tombol Google News

Tags:

Kanjeng Jimat pacitan Budi Harisantoso Pusaka Ziarah Sejarah Pacitan tokoh islam