KETIK, PALEMBANG – Perjalanan KA Sindang Marga relasi Lubuklinggau – Kertapati pada Rabu malam, 20 Agustus 2025 menyisakan cerita kurang menyenangkan bagi puluhan penumpang.
Sebanyak 90 penumpang yang seharusnya turun di Stasiun Prabumulih terpaksa ikut terbawa hingga Stasiun Lembak, lantaran adanya miskomunikasi saat kereta berhenti di stasiun tersebut.
Manager Humas PT KAI Divre III Palembang, Aida Suryanti, menjelaskan bahwa kereta berangkat dari Stasiun Lubuklinggau pukul 19.45 WIB dengan jumlah penumpang sebanyak 419 orang.
Kereta api ini memang menjadi salah satu moda transportasi favorit masyarakat yang hendak menuju Palembang, dengan rute pemberhentian di Stasiun Tebing Tinggi, Lahat, Muara Enim, Prabumulih, dan berakhir di Stasiun Kertapati.
Namun, saat berhenti di Stasiun Prabumulih, tidak semua penumpang yang berencana turun sempat keluar. “Sebagian penumpang sudah turun, tapi karena ada kesalahan komunikasi di lapangan, ada sekitar 90 penumpang yang masih berada di dalam kereta ketika perjalanan kembali dilanjutkan,” jelas Aida, Kamis 21 Agustus 2025.
Untuk memastikan keselamatan dan kelancaran perjalanan, sesuai dengan prosedur operasional yang berlaku, para penumpang tersebut akhirnya diturunkan di stasiun terdekat, yakni Stasiun Lembak. Dari sana, KAI memastikan para penumpang bisa melanjutkan perjalanan kembali ke Prabumulih.
Pihaknya menyadari betul ketidaknyamanan yang dirasakan para penumpang. “Atas nama PT KAI, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Kami berikan kompensasi berupa penggantian tiket 100 persen kepada penumpang yang terdampak,” tegasnya.
Lebih lanjut, PT KAI Divre III Palembang menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan. Evaluasi internal akan dilakukan agar peristiwa serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.
“Kami akan memperkuat koordinasi dan komunikasi antar petugas di lapangan. Harapan kami, setiap perjalanan penumpang selalu nyaman, aman dan tepat waktu,” tutur Aida.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa meski transportasi kereta api dikenal sebagai moda yang paling aman dan tepat waktu, faktor komunikasi dan koordinasi antar petugas tetap menjadi kunci utama dalam menjaga mutu layanan. (*)