Jogja Memilih Sunyi: Narasi Empati Bencana yang Menggeser Kemeriahan Malam Tahun Baru

31 Desember 2025 13:19 31 Des 2025 13:19

Thumbnail Jogja Memilih Sunyi: Narasi Empati Bencana yang Menggeser Kemeriahan Malam Tahun Baru
Tugu Yogyakarta berdiri tegak dalam keheningan yang berbeda. Tidak ada dentuman kembang api yang memecah langit, tidak ada kilauan cahaya yang mewarnai malam. Yogyakarta memilih untuk "memadamkan" kemeriahan demi menyalakan lilin-lilin empati. Keputusan kolektif sejumlah destinasi wisata dan ikon kota untuk meniadakan pesta kembang api saat malam Tahun Baru 2026 adalah pesan cinta bagi saudara-saudara kita yang sedang berjuang menghadapi bencana di Sumatera dan Aceh. (Foto: Fajar R/Ketik.com)

KETIK, YOGYAKARTA – Wajah perayaan malam pergantian tahun 2026 di Daerah Istimewa Yogyakarta diperkirakan berubah drastis. Gelombang pembatalan atraksi kembang api meluas secara masif di berbagai titik vital, mulai dari pusat perbelanjaan, hotel berbintang, hingga destinasi wisata perbukitan dan pesisir.

Langkah kolektif ini diambil sebagai bentuk empati dan solidaritas atas rangkaian bencana alam yang tengah melanda sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya di Sumatera dan Aceh.

Keputusan ini selaras dengan imbauan Pemerintah Daerah DIY agar masyarakat merayakan momentum pergantian tahun secara bijak, tertib, dan penuh empati.

Desa Wisata Nglanggeran menjadi salah satu yang paling awal menyatakan sikap dengan mengalihkan seluruh anggaran pesta kembang api untuk membantu korban banjir di Aceh dan Sumatera.

Semangat serupa ditunjukkan oleh panitia Swara Prambanan 2025 yang berkolaborasi dengan lembaga kemanusiaan Human Initiative untuk membuka donasi melalui program "Swara untuk Indonesia" di area Candi Prambanan sepanjang 24–31 Desember 2025.

Di sektor ritel dan hiburan kota, dua pusat perbelanjaan besar di bawah manajemen PT Propertindo Mulia Utama, yakni Jogja City Mall dan Sleman City Hall, resmi meniadakan percikan api di langit mereka demi menghormati para korban bencana.

Plaza Ambarrukmo turut menyesuaikan agenda dengan mengganti acara Spectacular Firework menjadi festival kuliner, pertunjukan musik, dan suguhan cahaya artistik. Sementara itu, penyelenggara festival PICTNIQPORA menegaskan bahwa meski tanpa pijar kembang api, kehangatan kebersamaan dan doa terbaik bagi situasi di Sumatera tetap menjadi inti rangkaian acara mereka.

Kawasan perbukitan dan pesisir pun tak ketinggalan mengambil peran reflektif. Tebing Breksi mengumumkan dukungan penuh pada imbauan pemerintah dengan mengganti pesta kembang api skala besar menjadi momen doa bersama dan refleksi.

HeHa Sky View memilih "mengistirahatkan" kembang api dan menggantinya dengan pelepasan balon cahaya (light balloon) sebagai simbol doa. Langkah ini diikuti oleh HeHa Ocean View, Obelix Sea View, serta Jungwok Blue Ocean & Resort yang juga membatalkan agenda kembang api utama mereka.

Sebagai pengganti, Obelix akan menampilkan kolaborasi sendratari Centili Dance Grup dan Ramayana, sementara Jungwok menyiapkan parade festival makanan dan tari tradisional.

Di jantung kota, THE 101 Yogyakarta Tugu menghadirkan suasana perayaan "Lelana Biruma" yang lebih tenang tanpa dentuman petasan sebagai bentuk solidaritas.

Kebijakan masif ini mendapat apresiasi langsung dari para pelancong. Dedy, seorang wisatawan yang tengah berada di kawasan Tugu Yogyakarta, menyatakan dukungannya terhadap keputusan tersebut.

"Awalnya memang ingin melihat kembang api, tapi setelah tahu dananya dialihkan untuk bantuan bencana dan ini adalah bentuk empati, saya rasa itu keputusan yang sangat tepat. Tahun baru tidak harus selalu bising di tengah duka saudara kita. Yogyakarta menunjukkan kelasnya sebagai kota yang punya rasa," ujar Dedy kepada Ketik.com, Rabu, 31 Desember 2025.

Peniadaan pesta kembang api ini menjadi monumen empati yang lebih benderang daripada kembang api itu sendiri.

Yogyakarta memilih untuk meredupkan lampu-lampu pesta demi menyalakan lilin-lilin kepedulian, menegaskan bahwa kemanusiaan adalah detak jantung sesungguhnya dari keistimewaan wilayah ini dalam menyongsong tahun 2026. (*)

Tombol Google News

Tags:

Malam tahun baru Yogyakarta Empati Bencana Solidaritas Nasional Pesta Kembang Api Batal Wisata Yogyakarta bencana sumatera Bencana Aceh Plaza Ambarrukmo Jogja City Mall Sleman City Hall Desa Wisata Nglanggeran Tebing Breksi HeHa Sky View HeHa Ocean View Obelix Sea View Jungwok Blue Ocean Swara Prambanan PICTNIQPORA THE 101 Yogyakarta Tugu Human Initiative Donasi Bencana malam pergantian tahun