KETIK, SURABAYA – Wakil Presiden AS, JD Vance, mengecam keras reaksi publik yang dianggap melecehkan kematian aktivis sayap kanan Charlie Kirk, yang meninggal pada 10 September 2025.
Pernyataan tersebut disampaikan Vance saat menjadi pembawa acara tamu di “The Charlie Kirk Show” beberapa hari setelah insiden pembunuhan tersebut.
“Apabila Anda melihat seseorang menunjukkan kegembiraan atas pembunuhan Charlie, panggil mereka. Bahkan, panggil atasannya juga," tegas Vance.
Ia juga menekankan ketidaksetujuannya terhadap kekerasan politik, serta pentingnya mempertahankan kesopanan dalam kehidupan publik.
Pernyataan Vance datang di tengah gelombang pemecatan sejumlah pekerja dari berbagai sektor, termasuk pilot, tenaga medis, guru dan pegawai pemerintah, yang dianggap membuat unggahan tidak pantas di media sosial terkait kematian Kirk.
Para kritikus berpendapat hal ini mengancam kebebasan berbicara dan perlindungan karyawan, meskipun perusahaan di AS memiliki kekuasaan untuk memberhentikan karyawannya.
Adapun beberapa kasus pengguna sosial media yang bersukacita atas kematian Kirk dengan mengunggah komentar menyinggung telah dipecat atau diberi cuti.
Salah satunya yaitu Anthony Pough, seorang karyawan Dinas Rahasia AS yang menulis di laman Facebook-nya pada Rabu, 10 September 2025.
Anthony menulis “Menyebarkan kebencian dan rasisme di acaranya… pada akhirnya, kamu harus bertanggung jawab pada TUHAN, dan mengucapkan berbagai hal yang ada. Kamu cuma bisa menghindari karma, dia gabakal pergi.”
Sejumlah profesor dan jurnalis mendapat sanksi atas komentar mereka terkait kematian Charlie Kirk, hingga memicu perdebatan soal cancel culture dan kebebasan berekspresi.
Profesor hukum Universitas Texas Austin, Steven Collins, menegaskan bahwa perlindungan kebebasan berbicara dalam Konstitusi hanya berlaku terhadap tindakan pemerintah, bukan pemberi kerja swasta.
Namun, Risa Lieberwitz, kepala Worker Institute di Universitas Cornell, mengatakan tokoh masyarakat dapat melanggar hak kebebasan berbicara jika mereka menuntut pertanggungjawaban atas postingan tentang Kirk.
Ia juga menyatakan bahwa tindakan pemecatan bukanlah hal yang mengejutkan mengingat keadaan politik di AS yang saat ini memanas.
“Saya rasa ini bentuk dari ketakutan yang saat ini terjadi di AS dari tindakan pemerintahan Trump arena tidak mematuhi agenda politk mereka," ungkapnya. (*)