KETIK, SURABAYA – Sebanyak 42 lukisan karya anak-anak istimewa, penyandang autisme, down syndrome, tuna grahita, dan tuna rungu tertata rapi dipamerkan dalam acara tertemakan "Infinite Color".
Di dalam setiap goresan lukisan dari anak-anak tersebut mempunyai makna, sekaligus mempresentasikan luapan emosi, kebebasan, dan harapan mereka.
Salah satu anak yang lukisannya dipamerkan dalam pameran yang dimulai pada Jumat 4 Juli 2025 adalah Davina.
Davina merupakan anak penyandang down syndrome. Ia melukis dua lukisan beraliran abstrak yang berjudul seikat ranting dan tebing di dalam kanvas berukuran 20 cm x 20 cm.
Titin, ibu dari Davina menjelaskan, putri keduanya ini sudah sangat suka melukis sejak kecil. Minatnya dalam bidang ini ternyata turunan dari ayahnya.
"Sudah ada banyak lukisan yang pernah dibuat. Beberapa ada juga yang sudah dipamerkan," katanya kepada Ketik.
Bahkan, lanjut Titin. Lukisan Davina pernah terjual oleh salah satu hotel bintang lima di Surabaya.
"Kalau tidak salah pernah dibeli sama Shangri-La. Dipajang di sana lukisannya. Selain itu, lukisannya juga sampai ke Amerika," jelasnya.
Apabila karya Davina sudah sampai Negeri Paman Sam. Grace, pelukis penyandang tuna rungu ini hampir tidak pernah absen dalam setiap pameran lukisan.
Di pameran "Infinite Color" siswi kelas 1 SMP ini membawa empat buat lukisan yang beraliran dekoratif.
Acara pameran "Infinite Color" ini berlangsung mulai Jumat, 4 Juli 2025 hingga 4 Oktober 2025 yang diselenggarakan oleh Autism Awareness Indonesia (AAI) DPD Jawa Timur bekerja sama dengan Artspace Artotel TS-Suites, Surabaya.
Para anak istimewa ini melukis dengan bimbingan guru dari Hendrik Barata. Bagi pengunjung yang ingin menyaksikan karya seni hasil goresan anak-anak istimewa ini bisa langsung datang. (*)