Hangatnya Tradisi dalam Seteguk Wedang Nusantara, 6 Wedang Tradisional Indonesia yang Wajib Dicoba

5 November 2025 16:04 5 Nov 2025 16:04

Thumbnail Hangatnya Tradisi dalam Seteguk Wedang Nusantara, 6 Wedang Tradisional Indonesia yang Wajib Dicoba
Ilustrasi wedang. (Foto: Freepik)

KETIK, SURABAYA – Bayangkan kamu duduk di teras saat hujan turun pelan. Udara dingin menyapa, tapi di tanganmu ada semangkuk atau segelas minuman hangat khas Indonesia yang kaya rempah dan cita rasa tradisional.

Dari Jawa Barat hingga Jawa Timur, setiap daerah punya cara tersendiri menghadirkan kehangatan.

Kamu tim Ronde dengan kuah jahe pedas, Bajigur yang manis gurih, atau Tauwa selembut sutra?

Meski sering tertukar, keenam wedang ini: Ronde, Angsle, Tauwa, Bajigur, Sekoteng, dan Wedang Uwuh punya rasa dan karakter yang unik. Yuk, kenali perbedaannya!

Wedang Ronde

Minuman ikonik dari Jawa Tengah (terutama Yogyakarta dan Solo/Salatiga) ini merupakan hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Nusantara.

Berisi bola-bola ketan berwarna cerah yang diisi kacang tanah sangrai atau kolang-kaling. Kuahnya terbuat dari air jahe dan gula, menghasilkan sensasi hangat pedas yang khas.

Sekoteng

Sekilas mirip Ronde karena sama-sama berkuah jahe, tapi Sekoteng punya karakter lebih creamy.

Asalnya juga dari Jawa Tengah, dan dipercaya berakar dari pengaruh Tionghoa.

Selain bola ketan, isian Sekoteng dilengkapi pacar cina dan potongan roti tawar. Tambahan susu kental manis atau santan membuat rasanya semakin lembut dan gurih.

Angsle

Beralih ke Jawa Timur, Angsle punya kuah santan berpadu jahe yang menghasilkan rasa gurih hangat.

Isiannya beragam: ketan putih, kacang tanah, pacar cina, hingga roti tawar. Angsle terasa seperti pelukan hangat di hari hujan.

Tauwa (Wedang Tahu)

Tauwa menawarkan pengalaman berbeda.

Kembang tahu yang lembut terbuat dari sari kedelai menjadi bahan utama. Kuahnya berupa campuran air jahe, gula merah, dan daun pandan yang harum. Teksturnya selembut sutra, meleleh di mulut.

Bajigur

Minuman khas Jawa Barat ini tidak menggunakan isian.

Cita rasanya manis gurih dari kombinasi santan dan gula aren, dengan sentuhan jahe yang lembut. Bajigur sering disajikan bersama potongan kolang-kaling atau pisang rebus sebagai teman minum.

Wedang Uwuh

Asal Yogyakarta, nama “uwuh” berarti sampah dalam bahasa Jawa, karena bahan-bahannya terlihat seperti tumpukan dedaunan.

Namun di balik tampilannya, tersimpan keharuman rempah luar biasa dari kayu secang, daun pala, kayu manis, cengkeh, dan jahe. 

Warna merah alami dari kayu secang menjadikan wedang ini bukan hanya nikmat, tapi juga menyehatkan.

Dari enam wedang populer ini, masing-masing punya cerita dan kehangatan tersendiri.

Jadi, di antara semua pilihan itu, wedang mana yang paling cocok menemani hujan di depan terasmu hari ini?

Tombol Google News

Tags:

Wedang Kuliner Minuman hangat Minuman Tradisional Ronde bajigus tauwa