KETIK, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali turun ke pasar untuk memastikan kelancaran distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Kali ini, Khofifah mengunjungi Pasar Soponyono, Surabaya, pada Senin 25 Agustus 2025.
Didampingi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, Iwan, Gubernur Khofifah berdialog dengan sejumlah pedagang dan pembeli. Ia menanyakan ketersediaan stok, kendala pasokan, dan membagikan beras SPHP kemasan 5 kilogram kepada masyarakat yang antusias menyambutnya.
"Beras menjadi konsumsi tertinggi di masing-masing keluarga, maka saya ingin cek supaya distribusi SPHP itu bisa terjangkau oleh masyarakat. Alhamdulillah, SPHP di Pasar Soponyono Surabaya ini relatif stabil, tidak di atas HET (Harga Eceran Tertinggi)," kata Khofifah.
Harga beras premium di Pasar Soponyono tercatat Rp15.000 per kilogram, sedikit di atas HET Rp14.900 per kilogram.
Menurutnya, kebutuhan beras SPHP di masyarakat sangat tinggi. Berdasarkan dialognya dengan pedagang, ia menemukan bahwa masyarakat lebih banyak membeli beras medium dibandingkan beras premium.
"Saya tanya ke toko tadi, masyarakat lebih banyak beli beras medium atau premium. Mereka sampaikan lebih banyak beras medium. Berarti SPHP kebutuhannya sangat tinggi," katanya.
Selain beras, Khofifah juga mengecek harga sejumlah komoditas pangan lain yang kerap menjadi penyumbang inflasi. Berdasarkan data per 24 Agustus 2025, gula pasir dijual Rp17.000/kg (HET Rp17.500), minyak goreng curah Rp19.000/kg, dan minyak goreng kemasan Minyakita Rp17.000/kg (HET Rp15.700).
Tepung terigu Rp12.500/kg. Untuk komoditas hortikultura juga menunjukkan tren positif. Cabe merah besar tercatat Rp27.000/kg, dan cabe rawit merah Rp22.000/kg, jauh lebih rendah dibanding HET Rp40.000–Rp57.000/kg.
Bawang merah Rp40.000/kg, masih dalam rentang HET Rp36.500–Rp41.500/kg. Sedangkan bawang putih dijual Rp34.000/kg. Kondisi ini menunjukkan pasokan pangan di Pasar Soponyono berjalan lancar dan tidak mengalami gangguan distribusi.
Khofifah mengakui perlunya perhatian khusus terhadap komoditas yang harganya masih di atas HET.
"Kami mencatat ada beberapa komoditas yang harganya masih sedikit di atas HET, seperti beras premium dan minyak goreng Minyakita. Hal ini akan menjadi perhatian bersama agar distribusi lebih lancar, sehingga harga bisa segera turun mendekati HET," katanya.
Menurut Khofifah, upaya pengendalian harga memerlukan kolaborasi semua pihak, termasuk pemerintah pusat, Pemprov Jatim, Bulog, dan para pedagang. Ia juga menyoroti peran penting kepala pasar dalam membantu kelancaran akses pasokan.
"Kepala pasar juga punya peran penting untuk membantu akses, sehingga ketersediaannya lebih bisa menjangkau," tambahnya.
Khofifah menjelaskan, Pemprov Jatim melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus mengintervensi harga lewat berbagai cara, seperti operasi pasar dan bazar sembako. Intervensi ini diharapkan bisa mengendalikan gejolak harga dan menekan inflasi.
“Pemerintah akan terus hadir untuk menjaga stabilitas pangan. Kita ingin memastikan masyarakat Jawa Timur, benar-benar merasakan manfaat program stabilisasi ini. Inflasi harus kita jaga agar tetap terkendali,” pungkasnya. (*)