KETIK, SURABAYA – Acara tahunan Gerak Jalan Mojokerto-Surabaya (GMS) 2025 yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk memperingati Hari Pahlawan berlangsung meriah, Sabtu 15 November 2025.
Tahun ini, gerak jalan sepanjang 55 km untuk napak tilas perjuangan para pahlawan yang jalan kaki lintas kota di masa kemerdekaan tersebut diikuti 6734 peserta baik dari perorangan maupun beregu.
Tahun ini, untuk kali pertama rute peserta melintasi Driyorejo, Kabupaten Gresik. Pada tahun-tahun sebelumnya, rute GMS biasanya melintasi pasar Krian hingga Jembatan Trosobo, Sidoarjo.
Namun, karena ada perbaikan jalan, tahun ini, peserta gerak jalan melintasi Jalan Raya Legundi hingga Bambe, Driyorejo.
Para peserta Gerak Jalan Mojokerto Surabaya, 15 November 2025. (Foto: Rahmat Rifadin/Ketik.com)
Pantauan Ketik.com di lapangan, acara berlangsung meriah. Para peserta antusias mengikuti acara sejak start yang mengambil lokasi di lapangan Surodinawan Kota Mojokerto. Bahkan, banyak di antara mereka yang sengaja menggunakan atribut menarik dan mencuri perhatian.
Di sepanjang jalan, masyarakat juga antusias menyambut peserta. Beberapa di antara mereka bahkan sengaja menyediakan air minum hingga menyambut rombongan peserta dengan sound sambil memainkan musik untuk memberi semangat. “Ayo semangat, rek,” teriak mereka.
Titik finis berada di Tugu Pahlawan Surabaya. Kepala Dispora Jatim, M. Hadi Wawan Guntoro menyebut gelaran tahun dirancang dengan lebih modern.
Peserta Gerak Jalan Mojokerto Surabaya menggunakan atribut unik pocong, 15 November 2025. (Foto: Rahmat Rifadin/Ketik.com)
Untuk mendukung kelancaran teknis, Dispora Jatim bekerja sama dengan Dinas Kominfo Jatim dalam menyediakan sistem pendaftaran online serta bandwidth tambahan guna mengantisipasi lonjakan pendaftar.
Di sisi lain, Dispora Jatim juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) untuk menyiapkan langkah mitigasi apabila terdapat peserta yang mengalami masalah kesehatan selama kegiatan berlangsung.
Sebagai bagian dari inovasi, GMS 2025 juga akan menerapkan sistem pelacakan berbasis GPS untuk memantau posisi peserta secara real-time dan memastikan penilaian yang objektif.
’’Kami ingin kegiatan ini semakin modern tanpa menghilangkan nilai historisnya. Penggunaan teknologi membantu meningkatkan transparansi, keamanan, dan kenyamanan peserta,’’ jelas Hadi. (*)
