Gempa Sumenep Hentikan Evakuasi Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, BNPB: Demi Keselamatan

1 Oktober 2025 12:59 1 Okt 2025 12:59

Thumbnail Gempa Sumenep Hentikan Evakuasi Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, BNPB: Demi Keselamatan
Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Rabu, 1 Oktober 2025. (Foto: Khaesar/Ketik)

KETIK, SIDOARJO – Proses pencarian korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, oleh tim SAR gabungan sempat terhenti pada Selasa malam, 30 September 2025 setelah terjadi gempa bumi berkekuatan M 6,5 yang berpusat di Sumenep.

Meski pencarian sempat tertunda demi keselamatan personel, petugas SAR Gabungan saat ini kembali fokus mengevakuasi korban yang masih terjepit di reruntuhan bangunan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto menjelaskan bahwa gempa yang terjadi pada pukul 23.49 WIB itu, meskipun berpusat di laut dengan kedalaman 11 kilometer dekat Sumenep, getarannya terasa hingga kawasan Sidoarjo.

“Pencarian sempat terhenti karena adanya gempa itu, 6,5 magnitudo. Meski pusatnya di laut dekat Sumenep, tetapi getarannya sampai ke wilayah ini. Kami berhenti sejenak untuk memastikan keselamatan personel di lapangan,” ujarnya saat memberikan keterangan pers di Sidoarjo, Rabu, 1 Oktober 2025.

Berdasarkan laporan sementara, gempa tersebut menyebabkan tiga orang mengalami luka-luka serta sejumlah rumah warga di Sumenep mengalami kerusakan ringan. 

“Namun dampaknya tidak signifikan karena pusat gempa berada di laut,” tambahnya.

Terkait data korban di Ponpes Al-Khoziny, Suharyanto menegaskan bahwa informasi yang beredar masih dinamis dan belum bisa dipastikan keakuratannya.

“Dalam setiap bencana, terutama di hari-hari pertama, data korban pasti simpang siur. Ada yang melaporkan anaknya hilang, ternyata ditemukan di rumah sakit, atau sebaliknya. Saat ini kami sedang melakukan verifikasi bersama Pusdalops BNPB,” katanya.

Saat ini, lanjut Suharyanto, Basarnas telah mendeteksi 15 titik lokasi yang kemungkinan terdapat korban. Namun, tim belum bisa memastikan jumlah pasti korban selamat maupun meninggal dunia di titik-titik tersebut.

“Basarnas tadi menyampaikan 15 titik. Tapi itu belum bisa dipastikan karena masih perlu dicek ulang. Mana yang sudah dibawa ke rumah sakit, mana yang masih terjebak, atau bahkan sudah meninggal, semua sedang dipastikan,” jelasnya.

Suharyanto meminta masyarakat dan media untuk bersabar menunggu data resmi. “Kesempatan pertama data ini akan kami sampaikan secara terbuka. Jangan dipermasalahkan soal simpang siur karena hal ini lumrah terjadi di setiap penanganan bencana. Yang terpenting, tim di lapangan terus bekerja untuk menyelamatkan korban,” ujarnya.

Pencarian korban masih difokuskan pada reruntuhan bangunan utama pondok pesantren yang ambruk pada Senin, 29 September 2025 sore. Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, serta relawan, terus berupaya mengevakuasi korban dengan dibantu alat berat. (*)

Tombol Google News

Tags:

korban Ponpen Al Khoziny Ponpes Al Khoziny sidoarjo Bnpb Gempa Sumenep gempa Kepala BNPB