KETIK, MALANG – Hayam Wuruk dikenal sebagai raja yang membawa Majapahit ke masa keemasan. Pun demikian halnya dengan Mahapatih Gajah Mada, yang disebut sebagai pemersatu Nusantara di bawah panji Majapahit.
Namun, di balik gemilangnya Majapahit di bawah duet Hayam Wuruk dan Gajah Mada, ada seorang perempuan yang menjadi arsiteknya. Dialah Gayatri Sang Rajapatni.
Gayatri merupakan putri bungsu Kertanegara, raja terakhir Tumapel. Kertanegara merupakan raja yang memiliki visi untuk mempersatukan Nusantara di bawah mandala dwipantara Tumapel.
Sebagai putri bungsu, Gayatri merupakan anak yang paling banyak menghabiskan waktu dengan sang ayah. Ia pun mendapat banyak ilmu tentang tata pemerintahan dan politik dari Kertanegara.
Gayatri kemudian menjadi salah satu putri Kertanegara yang dipersunting Dyah Wijaya, raja pertama Majapahit. Dalam Negarakertagama, dia menjadi istri kesayangan Dyah Wijaya, atau biasa disebut sebagai rajapatni.
Sepeninggal Dyah Wijaya, kondisi Majapahit melemah. Bahkan, pengganti Wijaya, Jayanegara, harus menemui ajal di tangan tabib pribadinya, Ra Tanca.
Setelah Jayanegara meninggal, Gayatri didapuk sebagai penggantinya. Namun, ia menolak karena lebih fokus menjadi bhiksuni. Sebagai penggantinya, putri Gayatri, Tribhuwana Tunggadewi, menjadi pemimpin tertinggi Majapahit. Sementara, Gayatri sendiri bertindak sebagai penasihat.
Dalam masa kepemimpinan Tribhuwana, Gayatri mewujudkan cita-cita sang ayah. Ia mendampingi putrinya dalam upaya mempersatukan nusantara, salah satunya ketika menggempur Keta dan Sadeng.
Ketika Tribhuwana digantikan oleh Hayam Wuruk, putranya, Gayatri juga terus menjadi sosok di balik layar. Bahkan, sumpah palapa yang diucapkan Gajah Mada disebut merupakan buah dari cita-cita Kertanegara,yang diteruskan Gayatri.
Hayam Wuruk sendiri sangat dekat dengan Sang Nenek. Pemikiran-pemikiran Gayatri kerap menjadi landasan kebijakan Hayam Wuruk dalam memimpin negara.
Ketika Gayatri berpulang pada 1350 Masehi, Hayam Wuruk mengadakan upacara besar bagi Sang Nenek. Kemegahan upacara ini tercatat di Negarakertagama.
Gayatri didharmakan di Bayalangu sebagai Prajnaparamita, Dewi Kebijaksanaan dalam agama Buddha. (*)
