Hikayat Ken Dedes, 'Stri Nareswari' yang Jadi Ibu Raja-Raja Tanah Jawa

22 Desember 2025 10:10 22 Des 2025 10:10

Thumbnail Hikayat Ken Dedes, 'Stri Nareswari' yang Jadi Ibu Raja-Raja Tanah Jawa
Patung Ken Dedes sebagai Prajnyaparamita, yang terletak di dekat perbatasan Kota Malang. (Foto: Dendy Ganda/Ketik.com)

KETIK, MALANG – Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember menjadi momen untuk mengingat peran perempuan dalam membentuk kehidupan dan sejarah. Di Tanah Jawa, salah satu sosok ibu paling menentukan adalah Ken Dedes.

Perempuan dari Panawijen tersebut melahirkan para raja besar dan meletakkan dasar dinasti penguasa Singhasari hingga Majapahit. Ia bukan hanya ibu dalam lingkup keluarga, melainkan ibu bagi arah kekuasaan Jawa kuno.

Ken Dedes merupakan putri Mpu Purwa, seorang tokoh agama Buddha di Panawijyan, yang sekarang jadi Polowijen, di wilayah Kota Malang. Ia tinggal di pertapaan ayahnya itu.

Kitab Pararaton menggambarkan Ken Dedes sebagai sosok perempuan yang sangat cantik. Kecantikannya tersohor, mulai dari sebelah timur Gunung Kawi sampai wilayah Tumapel.

Tak hanya cantik, Ken Dedes juga pintar dan bijak. Mpu Purwa menyebut putrinya tersebut sudah tuntas belajar ilmu-ilmu duniawi.

Suatu hari, Ken Dedes diculik oleh penguasa Tumapel waktu itu, Tunggul Ametung. Ia dibawa untuk diperistri oleh akuwu bawahan Kerajaan Panjalu tersebut.

Ketika Ken Dedes sedang mengandung putra Ametung, suaminya dibunuh oleh Ken Arok, seorang pemuda dari Karuman, yang kemudian menjadi salah seorang pengawal Tunggul Ametung.

Saat berpesiar di Taman Boboji, kain Dedes tersingkap. Arok bisa melihat ada sinar menyilaukan yang memancar dari tubuh bagian bawah Dedes.

Arok pun bertanya kepada Begawan Lohgawe tentang sinar tersebut. Sang ayah pun, menurut Pararaton, menjawab bahwa sinar tersebut merupakan tanda bahwa Dedes merupakan seorang 'stri nareswari' atau wanita. Meski berasal dari kalangan rendahan, orang yang memperistri stri nareswari ini akan menjadi raja. Dia juga akan menjadi ibu dari para raja.

Ken Arok pun akhirnya merebut kekuasaan Ametung dan menjadi penguasa Tumapel. Setelah mengalahkan Raja Dandhang Gendhis dari Panjalu dalam pertempuran Ganter, Arok membawa Tumapel menjadi kerajaan berdaulat.

Tak lama kemudian, putra Dedes dan Ametung pun lahir. Ia diberi nama Anusapati. Sementara, bersama Arok, Dedes memiliki anak Mahisa Wongateleng, Panji Saprang, Agnibhaya, dan Dewi Rimbu.

Sejarah pun mencatat bahwa nubuat Danghyang Lohgawe menjadi kenyataan. Arok yang menikahi Dedes berhasil menjadi raja Tumapel. 

Keturunan Dedes dan Tunggul Ametung menurunkan Wangsa Sinelir. Sementara, keturunan Dedes dan Arok menurunkan Wangsa Rajasa. Kedua wangsa ini tercatat bergantian memimpin Tumapel dan dilanjutkan dengan Majapahit.

Pararaton tak menjelaskan masa tua Dedes, terutama sejak kematian Arok. Namun, dari cerita rakyat, Dedes disebut pulang kampung ke Panawijyan dan menjadi bhiksuni.

Dedes diabadikan dalam bentuk Prajnyaparamita, dewi kebijaksanaan dalam kepercayaan Buddha. Patung Dedes sebagai Prajnyaparamita kini terletak di perbatasan sebelah utara Kota Malang, menjadi penyambut tamu yang hendak masuk ke wilayah kota pendidikan ini. (*)

Tombol Google News

Tags:

Hari Ibu Hari Ibu 2025 Ken Dedes Singhasari Singosari Kendedes Tumapel Majapahit Ken Arok