KETIK, SAMPANG – Komitmen mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dalam pengabdian kepada masyarakat kembali diwujudkan melalui kegiatan edukatif di bidang pendidikan anak usia dini. Mahasiswa yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Eksternal Bima Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UTM melaksanakan pendampingan pendidik di TK Anugerah, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, melalui pengenalan laboratorium sains berbasis kearifan lokal Madura.
Kegiatan yang berlangsung pada 1–26 September 2025 tersebut bertujuan meningkatkan kompetensi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam mengenalkan konsep sains kepada anak melalui pendekatan budaya lokal. Program ini terselenggara berkat sinergi antara Universitas Trunojoyo Madura dan TK Anugerah.
Pendampingan melibatkan empat mahasiswa lintas program studi, yakni Inggrit Anggraeny dan Chelci Diansari dari Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD), serta Putri Cahya Oktaviyana dan Alvira Eka Rahel Guivara dari Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PIPA). Kolaborasi lintas disiplin tersebut menjadi kekuatan utama dalam mengintegrasikan konsep pedagogik PAUD dengan sains secara kontekstual.
Melalui kegiatan ini, para mahasiswa mendorong guru untuk meningkatkan kreativitas dalam merancang eksperimen sains sederhana bagi anak usia dini dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal Madura. Selain memperkenalkan konsep sains, kegiatan ini juga menanamkan nilai kepedulian terhadap lingkungan serta kebanggaan terhadap budaya daerah. Metode yang diterapkan meliputi pengenalan konsep laboratorium berbasis bahan lokal, demonstrasi eksperimen sederhana, diskusi, dan praktik langsung bersama guru.
Para guru TK Anugerah diajak merancang berbagai kegiatan eksperimen, seperti pembuatan pengharum ruangan dari kopi serta pembuatan sabun dari daun pandan. Seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan di lingkungan TK Anugerah dengan memanfaatkan ruang kelas dan area bermain sebagai laboratorium pembelajaran mini.
Salah satu mahasiswa KKNT Eksternal Bima FIP UTM, Inggrit Anggraeny, mengaku bangga dapat terlibat dalam proses edukasi tersebut.
"Saya sangat bangga bisa menjadi bagian dari proses edukasi di TK Anugerah. Melihat langsung bagaimana kearifan lokal Madura diintegrasikan ke dalam pengenalan laboratorium sederhana bagi anak-anak merupakan pengalaman yang luar biasa. Pendampingan ini bukan sekadar berbagi ilmu, tetapi juga upaya merawat nilai-nilai lokal melalui jalur pendidikan formal," ujarnya kepada Ketik.com, Minggu, 28 September 2025.
Sementara itu, salah satu guru TK Anugerah, Dila, menilai kegiatan ini sebagai inovasi pembelajaran yang mampu menghubungkan sains dengan nilai budaya lokal.
"Kami ingin anak-anak belajar sains dengan cara yang menyenangkan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka di Madura," katanya.
Dosen Pembimbing KKNT, Fajar, dari Program Studi PGPAUD UTM, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk pendampingan yang esensial dan aplikatif.
"Pendampingan ini tidak sekadar transfer ilmu satu arah. Kami mendampingi pendidik untuk menerapkan langsung teori PAUD bahwa anak belajar paling efektif melalui pengalaman konkret dan bermain. Eksperimen sains berbasis ekologi ini juga melatih kemampuan pedagogik serta empati guru dan mahasiswa terhadap dunia anak," tuturnya.
Senada dengan itu, Dwi Bagus Rendy Astid Putera, Dosen Pendidikan IPA, menambahkan bahwa program ini bertujuan mendefinisikan ulang makna sains.
"Kami ingin mematahkan anggapan bahwa sains itu rumit dan mahal. Dengan memanfaatkan bahan lokal Madura, sains menjadi lebih mudah diakses, kontekstual, serta mampu menumbuhkan apresiasi terhadap potensi lingkungan sekitar sejak dini," jelasnya.
Melalui kegiatan pendampingan ini, diharapkan para guru PAUD mampu mengembangkan laboratorium mini berbasis kearifan lokal di sekolah masing-masing sebagai sarana pembelajaran yang kontekstual, bermakna, dan menyenangkan bagi anak usia dini. (*)
