KETIK, SURABAYA – Pagelaran Wayang Kulit yang digelar di halaman Kantor DPRD Jatim Jalan Indrapura No 1 Surabaya tak hanya untuk memperingati HUT ke-80 Jawa Timur, melainkan juga untuk meruwat Jawa Timur agar ke depan lebih baik.
Pagelaran Wayang Kulit yang digelar pada Jumat, 14 November 2025 sebelum lakon Wahyu Katrenan dimainkan, dalang Ki Sabto melakukan ruwatan terlebih dahulu.
Anggota DPRD Jawa Timur Sri Untari menyebut kegiatan budaya di rumah wakil rakyat ini sekaligus menjadi ikhtiar “menyelameti Jawa Timur” agar masyarakatnya senantiasa dalam keadaan baik.
"Mari kita merawat Jawa Timur agar masyarakat JawaTimur sehat, selamet, banyak rezekinya, ilang penyakite kari seger warase (hilang penyakitnya dan sehat). Dewannya sehat, terus berkiprah untuk mewakili masyarakat dan eksekutifnya hebat, terus bekerja untuk kepentingan masyarakat," ujar Politisi PDI Perjuangan itu.
Dalang Ki Sabdo Purbo menceritakan akhirnya Betara Kala kalah (Foto: Ist)
Meruwat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti memulihkan atau membebaskan seseorang dari nasib buruk. Memang ruwatan ini merupakan upacara tradisional Jawa, bertujuan untuk memulihkan keadaan seseorang atau membebaskannya dari nasib buruk. Salah satu ritual dengan menggelar pertunjukan wayang kulit.
Pada awal pertunjukan Dalang Ki Sabdo Purwo memainkan cerita ruwatan. Yakni mengisahkan pertarungan nafsu jahat yang digambarkan dengan Batara Kala melawan nafsu baik yang diwakili tokoh ksatria.
Dalam dialog tokoh wayang yang mewakili warga Jawa Timur yang mencari dalang ruwat sempat berdialog soal keadilan. "Kadang ada orang yang salah tidak dihukum itu namanya tidak adil. Bila yang salah dihukum itu juga bukan menghukum kesalahannya tapi merupakan proses untuk memperbaiki diri agar menjadi orang yang lebih baik ke depan," ujarnya.
Pada akhir cerita, Batara Kala yang selalu bernafsu membunuh lawannya, akhirnya kalah dengan wejangan dan matra yang diucapkan tokoh satria sebagai dalang ruwat.
Seusai pertunjukan cerita ruwatan, dilanjut ritual Pecah Kendi dan melepas 7 burung merpati yang dilakukan oleh anggota DPR Jatim Rasio dan Cahyo Harjo Prakoso.
Ritual pecah kenci diawali penyerahan kendi ke salah satu anggota dewan. Kemudian kendi yang berisi air dan bunga dibanting ke tanah.
Sekdaprov Jatim Adhy Karyono didampingi Ketua DPRD Jatim Musyafak Rouf hadir di Pagelaran Wayang Kulit . (Fotp: Ist)
Tujuan ritual pecah kendi dalam ruwatan adalah untuk membersihkan diri dari kesialan dan malapetaka serta memohon keselamatan dan rezeki yang lancar. Ritual ini melambangkan pembebasan dari pengaruh buruk, penyucian diri dan jiwa, serta upaya untuk menciptakan keseimbangan hidup yang lebih harmonis dan penuh berkah.
Setelah pecah kendi dilanjutkan ritual melepas 7 merpati. Di antaranya dilakukan oleh Rasio dan Cahyo Harjo Prakoso. Secara simbolis pelepasan merpati ini terkait ruwatan, memiliki makna terkait dengan kebebasan, harapan, dan pembuangan hal negatif.
Setelah prosesi ruwatan selesai dilanjutkan doa oleh KH Abdul Bahri serta menyanyikan Indonesia Raya. Acara yang dihadiri Sekdaprov Jawa Timur Adhy Karyono dan perwakilan anggota Forkompimda ini dilanjutkan pentas lakon Wahyu Katresnan. Suasana semakin meriah karena hiburan lawak dari Kirun Cs, Mawoto dan Tessy Srimulat. (*)
